Hong Kong (Antara/AFP) - Rusal, produsen aluminium terbesar di dunia, Senin melaporkan kerugian bersih sebesar 439 juta dolar untuk semester pertama 2013, disebutkan karena penurunan harga, pasokan global yang berlebih dan ketidakpastian ekonomi. Raksasa aluminium Rusia, yang sudah terdaftar di Hong Kong itu, juga mengatakan pendapatan untuk enam bulan hingga 30 Juni turun 8,8 persen dibanidng tahun lalu menjadi 5,2 miliar dolar. "Tidak diragukan bahwa industri aluminium kini menghadapi krisis yang diakibatkan over-supply," kata ketua Matthias Warnig dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada Bursa saham Hong Kong. "Masalah stok berlebih tidak dapat segera diatasi, dan seluruh industri membutuhkan waktu untuk menghasilkan tidak secara konvensional untuk mengatasi krisis struktural dan memasuki fase baru pertumbuhan berkelanjutan." Kerugian bersih tersebut dibandingkan dengan laba bersih 1 juta dolar dalam semester pertama 2012 dan perusahaan mengatakan hal itu sebagian terkait dengan penjualan 'one-off' saham-sahamnya dari Norilsk Nickel dengan hasil yang digunakan untuk pembayaran utang. Total produksi aluminium selama enam bulan adalah 1.999 ribu ton, turun 4,5 persen, karena perusahaan itu beralih untuk mengurangi produksi. Rusal mengatakan sekarang pihaknya berencana mengurangi produksi sebesar sembilan persen tahun ke tahun atau 357.000 ton pada 2013 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ini adalah 57.000 ton lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Perusahaan mengatakan perkiraan inflasi yang lebih rendah dan pertumbuhan yang lambat di China, serta perkiraan pengurangan program stimulus Federal Reserve AS, menempatkan tekanan pada harga logam. Di London Metal Exchange harga rata-rata aluminium dalam semester pertama turun menjadi 1.835 dolar per ton dari 1.978 dolar pada 2012. Perusahaan mengalami kerugian yang lebih buruk dari perkiraan 337 juta dolar pada 2012. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013