Oleh Syarif Abdullah
Bandung (Antara) - Ketua Dewan Pembina Indonesia Adil Sejahtera dan Aman (Indonesia ASA) Jenderal TNI Purn Joko Santoso menyatakan tidak rela wanita-wanita negeri ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga atau TKI pembantu di luar negeri.
"Indonesia memang memerlukan devisa, namun saya tegaskan Indonesia ASA tidak rela wanita-wanita negeri ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga hanya untuk mengejar upah Rp1,5 juta di sana," kata Joko, pada silaturahmi bersama Pengurus Gerakan Indonesia ASA Jawa Barat, di Bandung, Senin.
Menurut Joko, kondisi tersebut harus segera dihentikan karena menyangkut harga diri bangsa di hadapan pergaulan internasional.
Ia menegaskan, perlu sebuah transformasi untuk menghentikan gelombang pekerja wanita ke luar negeri sebagai pekerja rumah tangga dan menggantinya dengan tenaga kerja terampil dan terdirik seperti tenaga kesehatan, tenaga ahli, sarjana serta teknisi ahli di bidangnya.
"Saya yakin ke depan Indonesia bisa melakukannya, dan tidak lagi tenaga kerja nonformal sebagai tata laksana rumah tangga dikirim ke luar negeri, sehingga melalui revitalisasi nasionalisme saya yakin bisa diurai dan dituntaskan," kata mantan Panglima TNI itu pula.
Pada kesempatan itu, Joko Santoso menyebutkan komitmen Indonesia ASA untuk meningkatkan pemberdayaan wanita dan anak-anak dengan memberikan perhatian sungguh-sungguh.
"Wanita adalah guru pertama, mengajarkan bahasa ibu yang kemudian menjadi awal dari proses belajar selanjutnya. Sedangkan anak-anak adalah generasi Indonesia masa depan, sehingga mereka mutlak harus mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh," kata Joko. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013