Tunis (Antara/Reuters) - Delapan prajurit Tunisia tewas dalam serangan militan di dekat perbatasan Aljazair, Senin, demikian diumumkan kantor presiden. Peristiwa itu tampaknya merupakan salah satu serangan terbesar terhadap pasukan keamanan di negara tersebut dalam beberapa dasawarsa ini. Serangan itu terjadi di daerah terpencil Gunung Chaambi, dimana pasukan Tunisia melacak militan sejak Desember tahun lalu. Pada Mei, tentara dan polisi Tunisia memburu lebih dari 30 tersangka militan terkait Al Qaida di dekat perbatasan negara itu dengan Aljazair, dan Presiden Moncef Marzouki pergi ke daerah itu untuk mengawasai operasi tersebut. Tunisia semakin khawatir atas serangan-serangan yang dituduhkan pada militan garis keras bersenjata. Menteri Dalam Negeri Lotfi Ben Jeddou kepada parlemen beberapa waktu lalu mengatakan, militan yang diburu oleh militer di perbatasan Tunisia dengan Aljazair adalah veteran perang Mali, dimana pasukan Prancis campur tangan untuk menumpas kelompok garis keras. "Mereka datang dari Mali," kata menteri Tunisia itu selama sidang terbuka di majelis nasional, seperti dikutip AFP. "Saya ingin sidang ini tertutup agar saya bisa mengatakan lebih banyak," katanya kepada para anggota parlemen, yang mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai perburuan terhadap dua kelompok yang bersembunyi di daerah perbatasan yang kata kementerian dalam negeri terkait dengan Al Qaida. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013