Kandahar (Antara/AFP) - Taliban meracuni dan menangkap sedikitnya 12 polisi Afghanistan ketika mereka berbuka puasa di wilayah selatan negara itu, kata sejumlah pejabat, Kamis. Serangan itu berlangsung di provinsi Zabul, dimana gerilyawan tersebut diyakini banyak berkeliaran meski sejumlah operasi serangan dilakukan oleh pasukan keamanan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat. "Secara tragis, 12 polisi diracuni dan kemudian dibawa pergi dengan mini-van setelah mereka berbuka puasa kemarin petang di daerah Shahjoy di Zabul," kata Shah Nazanin, kepala kepolisian daerah itu, kepada AFP. "Peristiwa itu terjadi di sebuah pos pemeriksaan polisi. Itu pekerjaan gerilyawan Taliban dan mungkin salah seorang penyusup mereka mendalangi serangan ini," tambah Nazanin. Taliban berulang kali mengklaim menyusupkan anggota-anggotanya ke jajaran militer dan polisi Afghanistan yang dilatih oleh pasukan NATO. Kepala kepolisian provinsi Zabul, Ghulam Sakhi Roghliwani, mengkonfirmasi serangan itu dan mengatakan, polisi-polisi itu hilang setelah mereka diracuni. Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Juru bicara Qari Yousuf Ahmadi mengatakan, gerilyawan Taliban menyerang pos pemeriksaan itu dengan bantuan penyusup dan menangkap 12 polisi. Ia menambahkan, para polisi itu akan dihukum sesuai dengan sharia karena pengaduan penduduk bahwa mereka telah menyiksa masyarakat. Taliban pada April meluncurkan "ofensif musim semi" tahunan mereka dengan janji melancarkan serangan-serangan bom bunuh diri untuk menimbulkan korban maksimum dan memperingatkan warga Afghanistan yang bekerja untuk pemerintah agar menjauh. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya. Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut. Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013