Kairo (Antara/AFP) - Sejumlah orang bersenjata membunuh dua prajurit dan seorang polisi Mesir, Minggu, dalam tiga serangan terpisah di Semenanjung Sinai, kata sumber-sumber keamanan dan medis kepada AFP. Penyerang tak dikenal di kota El-Arish menembak mati satu prajurit di depan gedung penyiaran dan televisi dan satu prajurit lagi yang sedang bertugas, sementara seorang polisi tewas dalam serangan di kantor kepolisian, kata satu sumber keamanan. Menurut sumber-sumber medis, serangan terhadap kantor televisi itu juga mencederai dua prajurit. Sejak kudeta militer yang menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 3 Juli setelah protes besar-besaran di seluruh negeri, kelompok-kelompok militan hampir setiap hari melancarkan serangan pada pasukan keamanan dan polisi di Sinai. Dengan kematian ketiga aparat itu, jumlah personel keamanan yang tewas menjadi 18 -- 14 polisi dan empat prajurit -- sejak penggulingan Morsi. Dua warga Kristen Mesir juga dibunuh di kawasan itu, seorang diantaranya ditemukan terpenggal lima hari setelah diculik. Ikhwanul Muslimin kubu Morsi mengatakan, peningkatan kekerasan itu mungkin juga direkayasa sendiri oleh militer. "Kami tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa kekerasan di Sinai tercinta merupakan peristiwa rekayasa," kata juru bicara Ikhwanul Muslimin Ahmed Aref. "Insiden-insiden kekerasan terhadap warga sipil, polisi dan militer di Sinai merupakan pekerjaan badan intelijen yang bertujuan membelokkan... protes damai revolusioner orang-orang kami di Sinai untuk menentang kudeta militer," tuduh pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Essam El-Erian. Tidak jelas apakah serangan terakhir itu terkait dengan penggulingan Morsi, yang terpilih secara demokratis setahun lalu. Gerakan Ikhwanul Muslimin kubunya sejak itu mengadakan protes sendiri, dimana puluhan orang tewas. Kekacauan meluas di Sinai sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan rakyat 2011 dan militan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan di perbatasan dengan Israel. Militan-militan garis keras yang diyakini terkait dengan Al Qaida memiliki pangkalan di kawasan gurun Sinai yang berpenduduk jarang, kadang bekerja sama dengan penyelundup lokal Badui dan pejuang Palestina dari Gaza. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013