Surabaya (Antara Jatim) - DPRD Kota Surabaya berharap pemerintah kota setempat bisa belajar mengenai pembangunan tata kota modern di Busan, Korea Selatan. Anggota Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Surabaya Adies Kadir, Kamis, mengatakan, pihaknya banyak mendapat pengetahun saat ia dan empat anggota DPRD Surabaya berkesempatan untuk melakukan kunjungan kerja ke Busan- Korea Selatan guna menindaklanjuti perjanjian antarkedua kota yakni sister city Busan-Surabaya beberapa waktu lalu. "Selain mendapat pengalaman banyak hal di kota Busan untuk masa depan kota Surabaya, kami juga semakin menyadari betapa pentingnya mendahulukan kepentingan rakyat ketimbang pribadi dan kelompoknya," kata ketua DPD Golkar Surabaya ini. Adies Kadir mendapatkan mandat untuk memimpin kunjungan kerja anggota legeslatif kota Surabaya seperti Ratih Retnowati (komisi A), Gus Naim (komisi A), M Anwar (komisia A), Kartika Damayanti (komisi B) guna melakukan studi perbandingan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan kota yang bersih, sehat, dan bebas kemacetan lalu lintas. Menurut dia, tindak lanjut kerjasama Surabaya-Busan mengenai masalah tentang Persampahan serta transportasi massal yang akan segera di realisasikan oleh Pemerintah Kota Surabaya seperti monorel dan trem. Sebelum ke kota Busan, lanjut dia, rombongan legeslatif sempat melihat bagaimana Pemkot Seoul mengelola sungai Cheonggyecheon yang mebentang di tengah kota menjadi pusat wisata dan menjadikan air yang mengalir di sungai tersebut menjadi air yang bersih. Wali Kota Seoul, Lee Myung Bak pada Juli 2003 menyaring aliran sungai berkapasitas 120.000 ton air yang di pompa dalam setiap harinya dari sungai Han dan air tanah dari stasiun kereta api bawah tanah hingga aliran nya hampir benar benar kering dan bersih. "Kami akan memberikan masukan ini kepada Pemerintah kota Surabaya, bahwa tidak ada hal yang tidak dapat dilakukan untuk keindahan kota, terutama untuk kebersihan sungai sungai di kota Surabaya," ujar caleg DPR RI Dapil 1 Surabaya-Sidoarjo ini. Sesampainya di Kota Busan, kata dia, kunjungan kerja lima anggota DPRD ini berkunjung ke tempat pengolahan sampah. Busan mempunyai tiga tempat pengelolaan sampah, salah satunya yang dikunjungi yaitu BECO (Busan Environmental Coporation), salah satu Perusahaan Daerah kota Busan yang menangani masalah sampah. Dalam sehari Perusahaan Daerah BECO ini bisa mengolah 340 ton sampah per harinya yang hanya melayani delapan wilayah kota Busan, pengelolaan sampah ini melayani semua sampah kecuali limbah Industri Perusahan, karena perusahaan Industri diwajibkan memiliki pengelolaan limbah sendiri. Sampah yang dikelola di Beco ini melalui pembakaran 943 derajat celcius yang dapat menghasilkan energi listrik 34 mega watt per jam dan di jual ke perusahan perusahan seperti Samsung, Hyundai, dan lainnya. Hasil penjualannya memberikan masukan pendapatan daerah sebesar kurang lebih lima Millar Rupiah pertahun. "Dari hasil studi banding ini, kami akan mendesak pemerintah kota Surabaya untuk segera membangun tempat pembuangan sampah yang lebih baik untuk masyarakat kota Surabaya," ujar Adies. Kunjungan dilanjutkan untuk melihat langsung bagaimana moda transportasi massa khususnya monorel dan subway-nya. Dengan populasi penduduk yang lebih banyak dari pada kota Surabaya, tetapi tidak terlihat kemacetan di mana-mana khususnya di tengah kota, hanya kemacetan kemacetan kecil di dekat trafic light. Para penduduknya lebih banyak menggunakan transportasi massal seperti monorel dan subway. "Kapan kota Surabaya bisa seperti kota Busan, yang masyarakatnya sudah bisa menikmati kereta modern seperti monorel dan subway tanpa harus bermacet-macetan di jalan raya. Kami berharap Pemerintah Kota Surabaya segera bertindak cepat untuk merealisasikan pembangunan transportasi massa monorel," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013