Tuban (Antara Jatim) - Sejumlah sumber mata air di Desa Klumpit, Kecamatan Soko, Tuban, masih dimanfaatkan warga untuk kebutuhan hidup sehari-hari, bahkan sumber air di desa setempat juga dimanfaatkan warga lain desa dengan cara membeli. "Saya selalu membeli air di sumber mata air di Mbentaos Desa Klumpit Rp50 ribu per 1.000 liter," kata seorang pemilik warung makanan di Desa Ngarum, Kecamatan Grabakan, Tuban Paji (34), Minggu. Ia mengaku selalu membeli air untuk keperluan hidup sehari-hari, sekaligus untuk kebutuhan memasak di warungnya baik musim hujan maupun kemarau. "Saya tidak membeli, tapi langsung mengambil sendiri dengan membawa kendaraan rutin tiga hari sekali 1.000 liter," jelas Jihan yang masih sedesa dengan Paji. Menurut Jihan dan Paji, warga di desanya yang memanfaatkan sumber air di Desa Klumpit jumlahnya ratusan kepala keluarga (KK), karena di daerah pegunungan kapur yang merupakan daerah tertinggi di Tuban itu ada sejumlah sumber air yang tidak pernah habis. "Hampir semua warga Desa Klumpit memanfaatkan sumber mata air untuk keperluan hidup sehari-hari, mulai mencuci, memasak, juga yang lainnya. Tapi ada juga sebagian warga yang langsung mandi dan mencuci pakaian ke sumber," kata seorang warga Desa Klumpit Karsan (61), yang berada di lokasi sumber. Di dua sumber mata air di desa setempat yang biasa dimanfaatkan warga, selain dipenuhi dengan sejumlah pipa juga puluhan pompa air yang ditempatkan di lokasi sumber untuk menyalurkan air ke rumah-rumah warga. "Jarak pipa ke rumah warga terjauh sekitar 1 kilometer. Saya sendiri baru memasang pompa air sejak tiga tahun lalu," jelas seorang warga lainnya Ngadiran, sambil menunjukkan rumahnya yang berada di atas bukit. Namun, menurut Karmidi dan sejumlah warga lainnya masih banyak warga yang mengambil air langsung ke lokasi dengan membawa jerigen atau ember yang dibawa dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki. "Jumlahnya juga ratusan orang yang setiap hari mengambil air ke sumber ini," jelas Ngadiran. Menggenai kemampuan sumber mata air itu, menurut Ngadiran, warga tidak banyak tahu, sebab selama ini kebutuhan warga selalu tercukupi dengan memanfaat air di dua sumber yang ada. "Kami kurang tahu besarnya sumber air yang ada di desa kami, tapi selama ini tidak pernah habis, jelasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013