Probolinggo (Antara Jatim) - Pengunjung wisata Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo dan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang yang dikelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru meningkat selama liburan sekolah. "Kunjungan wisata di Bromo dan Semeru pada saat liburan sekolah memang luar biasa, bahkan total kunjungan mencapai lebih dari 50 ribu orang selama bulan Juni 2013," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari, Senin. Menurut dia, jumlah kunjungan ke Gunung Bromo masih lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kunjungan ke Semeru karena pendakian ke gunung tertinggi di Pulau Jawa itu memerlukan fisik yang prima dibandingkan dengan ke Bromo. "Selama liburan, pada hari biasa, rata-rata jumlah kunjungan sebanyak 1.000 orang dan pada hari Sabtu-Minggu meningkat rata-rata 5.000 orang, padahal pada hari normal jumlah kunjungan kurang dari 500 orang per hari," paparnya. Peningkatan jumlah pengunjung itu, lanjut dia, juga berdampak pada peningkatan jumlah sampah yang dibuang sembarangan oleh wisatawan, sehingga mengganggu ekositem di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. "Saya imbau wisatawan memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat yang dapat merusak ekosistem kawasan TNBTS," tuturnya. Ayu menuturkan petugas juga masih menjumpai kendaraan pengunjung selain jeep empat roda 4x4 melintas di savana dan laut pasir Gunung Bromo, padahal pihaknya membatasi kendaraan yang melintas dengan tujuan untuk menjaga ekosistem kawasan yang saat ini kondisinya banyak menurun. "Dengan pembatasan tersebut, kendaraan roda empat yang melintas kurang dari 1.000 unit per hari," katanya. Namun, pada saat liburan kadang-kadang dimanfaatkan juga oleh oknum-oknum yang menetapkan tarif kendaraan jeep diatas harga yang telah disepakati dan hal itu merugikan wisatawan. Pihaknya meminta pengunjung mencatat nama dan kendaraan jeep itu untuk dilaporkan kepada paguyuban jeep. "Petugas TNBTS akan memasang portal di beberapa titik dan rambu-rambu penunjuk jalan dalam waktu dekat, sehingga kendaraan yang melintas tidak menjelajah di kawasan secara liar yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem dan kecelakaan karena pengemudi tidak tahu lokasi yang dilalui," ujarnya. Ia juga mengimbau wisatawan tidak membawa anak balita pada saat berwisata ke Gunung Bromo dan Semeru karena membahayakan kondisi kesehatan balita tersebut dan suhu yang cukup rendah mencapai 5-15 derajat celcius. "Selama Juni tercatat tiga kejadian kecelakaan yakni satu pendaki Semeru meninggal dunia karena serangan jantung dan dua kecelakaan," ucapnya.(*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013