Sidoarjo - Sekarang ini tempat pendidikan formal seperti sekolah di Kabupaten Sidoarjo cukup banyak dan bisa dibilang sangat banyak. Begitu pula dengan metode dan materi yang diberikan juga tak kalah banyak. Semua itu dilakukan dengan satu tujuan, yakni ingin meningkatkan kemampuan pembelajaran bagi anak didik yang sekolah di tempat itu. Namun, bukan itu yang ingin diraih dan dilaksanakan oleh KH Agoes Ali Masyhuri atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Gus Ali. Di Pondok pesantren Bumi Sholawat Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo dirinya ingin menciptakan pendidikan yang seimbang antara iman siswa dan juga pendidikan yang bagus. "Pondok yang memiliki sekolah SMP Progresif Bumi sholawat ini memadukan antara nilai-nilai keagamaan dengan perkembangan teknologi kekinian. Bagaimana memadukan kedua hal tersebut, itulah yang saat ini sedang kami kerjakan demi terciptanya generasi muda yang berguna," tuturnya. Ia mengaku, untuk menciptakan generasi beriman, berilmu berakhlakul karimah yang cerdas dalam membaca tanda zaman dan mampu menjawab tantangan zaman memang tidaklah mudah. "Karena realitas yang ada saat ini banyak sumber daya manusia yang memiliki kemapanan agama tetapi tidak memiliki basis kompetensi. Dan sebaliknya, banyak yang memiliki basis kompetensi tidak memiliki kemapanan agama," ucapnya. Pria yang aktif dalam organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama ini mengatakan, sebagai tahap awal pondok pesantren ini dirinya memang membidik siswa mulai dari kelas menengah dan rencananya akan dilanjutkan pada tingkat atas. "Kalau dimulai pada tingkat dasar, banyak sekali pertimbangannya di antaranya orang tua yang tidak tega anaknya harus tinggal di lingkungan pondok karena kalau ingin sekolah di sini siswa harus tinggal di pondok," ujarnya. Namun, kata dia, kedepannya memang ada rencana untuk memulai pendidikan mulai dari tingkat yang paling dasar supaya bisa mendidik anak sejak dari usia dini. "Ia mengatakan, di pondoknya ini memang menggunakan sistem "boarding school" sehingga pendidikan yang diberikan kepada siswa itu bisa dilaksanakan selama 24 jam penuh," tukasnya. Ia yakin, dengan pendidikan yang diterapkan ini siswa akan memperoleh pendidikan mulai dari keagamaan dan juga ilmu kekinian yang ada. "Karena di sekolah ini, siswa tidak hanya diajari ilmu umum seperti pelajaran yang ada di sekolah tetapi juga diberikan pembelajaran khusus dan juga kursus untuk meningkatkan kemampuannya," katanya. Menurutnya, di sekolah ini adalah jumlah siswa di setiap kelasnya cukup sedikit yaitu 18 orang dalam setiap kelasnya. Dan di setiap mata pelajaran yang diberikan, akan didampingi oleh dua orang pengajar. "Bedanya, dalam setiap tujuh orang siswa akan diberikan seorang pendamping yang jadi teman bermain, teman tidur sewaktu mereka tidak bersekolah. Jadi untuk mengetahui perkembangan dari masing-masing anak, saya hanya tinggal memanggil pendamping yang bersangkutan," paparnya. Tofel 450 KH Agoes Ali Masyhuri pengasuh pondok pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo mengakui jika ada seleksi ketat untuk bisa masuk dan bersekolah di SMP Progresif Bumi Sholawat. "Seleksi memang tetap dilakukan, supaya kami bisa menyeleksi sejauh mana kemampuan siswa tersebut dalam belajar dan juga kearah mana siswa tersebut akan diarahkan," katanya. Dorongan orang tua dan semangat anak memang menjadi tolok ukur utama dalam penerimaan sekolah ini, karena dua faktor tersebut menjadi motivasi kami untuk mendidik siswa supaya mereka bisa bersaing saat mereka lulus kelak. "Saat ini memang masih dua angkatan yang bersekolah di sini, tetapi saya yakin lulusan yang kami hasilkan nanti akan lebih baik dan lebih bagus," katanya. Ia mengatakan, untuk lulusan sekolah ini minimal mampu memiliki nilai toefl sebesar 450 dan juga mampu menghafal al quran sebanyak 15 juz. "Karena kami yakin, lulusan yang kami hasilkan nanti akan menjadi incaran dari sekolah atau juga perguruan tinggi yang ada saat ini". Ia juga mengatakan jika guru yang bisa mengajar di tempat ini minimal berpendidikan S2 serta didukung dengan 50 pendamping yang sudah hafal Al quran. "Sebab sesuai dengan realitas yang ada saat ini, untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) seperti lulusan sekolah ini sangat minim sekali," katanya. Menurtnya, ruang inilah yang diambil dan bagaimana bisa menjadi santri-santri yang punya kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan intuisi. Pria yang akrab dipanggil Gus Ali ini mengatakan, bila empat kecerdasan ini bisa dimiliki, santri-santri tersebut akan menjadi orang yang teguh di dalam pendirian, kuat dalam memegang prinsip, bijak dalam melangkah, cerdas dalam pendidikan. "Mereka akan mampu tampil memberikan sumbangan yang positif untuk mewujudkan Islam Wal Muslimin di tengah-tengah masyarakat dan tentunya sangat bermanfaat bagi nusa dan bangsa, lebih-lebih bagi agamanya," tuturnya. Sementara itu, Hendra S, salah seorang calon siswa mengaku berniat menyekolahkan anaknya di sekolah ini karena sudah yakin dengan sosok Gus Ali. "Saya yakin dengan apa yang dijanjikan dan dikatakan oleh Gus Ali, oleh karena itu, saya akan menyekolahkan anak saya di lokasi ini," katanya. Menurutnya, pendidikan berbasis keagamaan saat ini memang sangat dibutuhkan oleh generasi muda penerus bangsa. "Karena dengan pengetahuan agama yang bagus, anak-anak tersebut akan mampu menghadapi perkembangan zaman dengan baik tanpa terpengaruh hal-hal yang kurang baik," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013