Surabaya (Antara Jatim) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk meraih penghargaan bidang lingkungan untuk empat kategori sekaligus pada ajang Indonesia Green Award 2013 yang diselenggarakan The La Tofi School of CSR di Jakarta, Selasa. Siaran pers PT Semen Indonesia yang diterima Antara di Surabaya, Selasa malam, menyebutkan empat kategori penghargaan yang diraih adalah Perusahaan Pelestari Sumber Daya Air, Pelestari Energi Terbarukan, Pelestari Keanekaragaman Hayati, dan Pelopor Pencegahan Polusi. Penyelenggara menilai PT Semen Indonesia sebagai perusahaan tidak sekadar mengejar target perolehan keuntungan, tetapi juga tetap peduli terhadap pelestarian lingkungan. Direktur Utama PT Semen Indonesia Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi penghargaan, karena dari tujuh kategori penghargaan yang ada, perseroan yang dipimpinnya mampu menyabet empat penghargaan. "Penghargaan ini patut disyukuri dan sudah seharusnya sebagai pelaku industri wajib memperhatikan bidang tersebut. Banyak kegiatan perusahaan yang difokuskan agar bisa berkontribusi terhadap kepentingan lingkungan dan masyarakat sekitar," katanya. Ke depan, lanjut Dwi Soetjipto, pihaknya harus bisa meningkatkan pencapaian kinerja lingkungan agar dapat memberikan manfaat yang lebih baik. Sejumlah inovasi pengelolaan lingkungan yang dilakukan Semen Indonesia, antara lain pemanfaatan limbah industri yang tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti Cooper Slag, Fly Ash dan Cement Retarder menjadi bahan baku substitusi pengganti pasir besi, pasir silika dan gipsum alam. Bahkan untuk kebutuhan energi dalam proses pembakaran, Semen Indonesia telah menggunakan bahan bakar alternatif dari limbah pertanian dan lainnya, seperti sekam padi, serbuk kayu, sabut kelapa, kulit mede, limbah tembakau, dan bekas pelumas. Selain itu, BUMN sektor persemenan itu juga berencana memanfaatkan sampah kota terutama dari dua kota Gresik dan Tuban, Jatim, untuk bahan bakar alternatif. Volume sampah di Kabupaten Gresik tercatat sekitar 650 meter kubik atau sekitar 217 ton per hari, sedangkan di Kabupaten Tuban lebih kurang 250 meter kubik atau 83 ton per hari. Menurut Dwi, sampah kota tersebut akan diolah menjadi "refuse derived fuel" (RFD) untuk mengurangi kebutuhan bahan bakar batubara yang selama ini dipakai pabrik semen. "Perusahaan menerapkan konsep 'waste to zero'. Saat ini berencana untuk terus meningkatkan efisiensi dengan menggunakan bahan bakar nonfosil dari setiap proses produksi yang juga bermanfaat bagi lingkungan," tambahnya. Ia menambahkan porsi penggunaan energi alternatif sudah mencapai 5-8 persen dari total kebutuhan energi perseroan yang menyedot tidak kurang dua juta ton batubara per tahun. "Penggunaan energi alternatif akan terus ditingkatkan dan diharapkan bisa mencapai minimal 10 persen, sehingga bisa menghemat konsumsi bahan bakar," ujar Dwi Soetjipto. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013