Surabaya (Antara Jatim) - Sheila Grieve yang menjadi "Co-Chair Department of Early Childhood Education and Care" di Vancouver Island University-Canada justru menghindari modul pembelajaran dengan sarana teknologi yang selama ini menjadi sarana pembelajaran di tengah globalisasi. "Cara anak berinteraksi dengan alam akan lebih mampu memberikan dampak yang positif bagi perkembangan karakter mereka di masa dewasa, karena itu pemanfaatan bahan alam sebagai salah satu sarana pembelajaran juga memberikan efek positif bagi anak penderita ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Mereka jadi lebih bisa fokus dan berkonsentrasi ketika bersentuhan dengan alam," ucapnya. Di sela-sela workshop "Pemanfaatan Bahan Alam dalam PAUD" di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (13/6), ia mengatakan pemanfaatan bahan alam bisa dilaksanakan hampir pada semua kurikulum, seperti IPA, Bahasa, Seni, Matematika. "Saat anak-anak terbiasa menggunakan bahan-bahan alam dalam proses pembelajaran, maka hal itu akan membangkitkan rasa damai dalam diri mereka," ungkapnya. Selain itu, ada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bermain dengan bahan-bahan alam akan membantu perkembangan sistem motoris anak-anak yang meningkatkan keahlian mereka dalam hal menulis. Terlebih, keragaman pembelajaran yang diserap melalui metode ini juga membantu meningkatkan penguasaan kosakata mereka. "Bahkan, penelitian dengan skala besar yang melibatkan banyak anak berhasil menemukan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang hijau, termasuk tanaman hias di rumah, sanggup bertumbuh menjadi individu yang fleksibel," ujarnya. Artinya, bahan alam akan memberikan sentuhan dalam perkembangan karakter anak yang akhirnya di saat dewasa akan berpengaruh terhadap perkembangan fisik, kecerdasan emosional dan spiritual, serta kemampuan bersosialisasi/berkomunikasi. "Tidak diragukan lagi, alam memiliki peran penting untuk kelangsungan kehidupan," tandasnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013