Jember (Antara Jatim) - Sejumlah daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Jember dalam kondisi rusak akibat alih fungsi lahan yang membuat penyangga lingkungan itu tidak berfungsi optimal. "Di kawasan hulu telah terjadi alih fungsi lahan, padahal kawasan itu seharusnya menjadi kawasan tangkapan air dan bukan menjadi lahan pertanian," kata Kepala Seksi Operasi Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Jember, Didik Kuswinardi, Selasa. Menurut dia, kawasan hulu kini menjadi lahan pertanian, sehingga air langsung jatuh ke sungai beserta tanahnya tanpa diserap oleh tanah itu sendiri karena kawasan tangkapan air biasanya hutan, bukan lahan pertanian yang tanahnya gembur. "Secara keseluruhan di Jember sebanyak 34 DAS, bahkan kondisi DAS yang memprihatinkan dan kritis merupakan DAS yang besar yakni DAS Mayang, Tanggul dan Bedadung," tuturnya. Kabupaten Jember dikelilingi oleh tiga daerah aliran sungai besar yakni DAS Mayang berada di sisi timur, berhulu di kawasan Kecamatan Silo dan berakhir di laut selatan yang berada di Kecamatan Ambulu. Kemudian DAS Bedadung membelah kawasan kota Jember mulai dari Kecamatan Arjasa hingga berakhir di laut selatan Kecamatan Puger, sedangkan DAS Tanggul bermula dari Kecamatan Sumberbaru hingga berakhir di laut selatan Kecamatan Kencong. "Kondisi tiga DAS yang memenuhi saluran irigasi ribuan hektare lahan pertanian di Jember itu tidak sehat, ciri-cirinya kalau debitnya naik, warna airnya coklat. Sedangkan kalau kemarau cenderung kering, bahkan tidak berair dan banyak ditemukan sedimentasi," paparnya. Sedimentasi tersebut dapat dilihat di Dam Talang yang mengatur air untuk pertanian mulai dari Kecamatan Jenggawah ke selatan dan Dam di Tanggul. "Jika sedimentasi tinggi, maka biaya perawatan DAS makin mahal sebab dibutuhkan pengerukan. DAS tidak sehat karena kondisi di kawasan hulu atau atas sungai juga tidak baik," ujarnya. Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Suhanan, mengimbau warga yang berada di sekitar DAS harus waspada, apabila hujan deras mengguyur kawasan setempat selama beberapa jam. "Sebanyak 700 rumah di lima desa yang tersebar Kecamatan Tempurejo dan Jenggawah pernah terendam banjir pada akhir Mei lalu karena hujan deras yang menyebabkan Sungai Mayang meluap ke pemukiman warga," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013