Sampang (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang menemukan lima warga menderita penyakit tuberculosis akut, yakni jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Kepala Dinkes Sampang Firman Pria Abadi, Selasa menjelaskan temuan adanya lima warga yang menderita atau "tubercolosis multi drug resistance (TB-MDR)" itu setelah pihaknya melakukan penelitian pada semua warga yang diduga terserang TB. "Kelima orang yang menderita TB akut atau yang dikenal dengan sebutan TB-MDR ini, dalam kurun waktu 2012 hingga Juni 2013 ini," katanya. Kelimamya sebenarnya merupakan penderita TB biasa. Tetapi kemudian penyakitnya bertambah parah dan saat ini sudah tidak bisa diobati dengan obat antituberculosis (OAT) biasa. Karena itu kelimanya mendapat pengobatan khusus dari tim medis khusus. "Kelima penderita TB-MDR ini dari empat kecamatan, yakni Tojun, Sreseh, Banyuates dan Kecamatan Kota Sampang," kata Firman. Penderita ini harus menjalani pengobatan selama 2 tahun berturut-turut dan disuntik obat khusus selama enam bulan berturut-turut setiap hari. "Tentu tidak mudah, dibutuhkan komitmen dari semua pihak, termasuk keluarganya untuk datang ke puskesmas," katanya. Belum lagi, kata Firman, termasuk obat yang harus diminum setiap hari, selain obat yang disuntikkan itu. "Oleh karenanya, kita sering meminta kepada keluarganya untuk menjadi pemantau minum obat (PMO)," katanya menjelaskan. Firman menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang menderita TB akut atau TB-MDR. Salah satunya, karena pengobatan tidak tuntas atau sering berganta-ganti obat. "Misalnya minum obat dan sembuh, lalu orang itu menghentikan minum obatnya. Nah itu bisa bahaya," kata Firman. Atau sambung dia, bisa juga dengan cara berobat bergantian. Misalnya datang ke salah satu puskesmas, namun karena tidak ada perkembangan lalu datang puskesmas lain, atau berinisiatif minum obat sendiri secara coba-coba. Kabupaten Sampang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang masuk dalam data organisasi kesehatan dunia (WHO), sebagai kabupaten yang warganya banyak menderita TB. Pada 2012 organisasi ini telah mencanangkan tuberkulosis sebagai "Global Emergency". Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33 persen dari seluruh kasus di dunia. "Di Sampang ini ada sekitar 900 warga yang diperkirakan terinfeksi TB dengan asumsi bahwa setiap 100 ribu penduduk ada sekitar 107 orang yang terserang TB sesuai rumus yang telah ditetapkan WHO," kata Firmas Pria Abadi. Sementara, dari perkiraan sekitar 900 orang itu, Dinkes Sampang baru menemukan sekitar 600 orang yang diketahui menderita TB dan saat mereka dalam pengobatan dan pengawasan petugas medis. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013