Pamekasan (Antara Jatim) - Himpunan Generasi Muda Madura (Higemura) memberikan pendidikan politik pada calon pemilih pemula di wilayah itu melalui kegiatan dialog dan diskusi kelompok. Ketua Umum Higemura Muhlis Ali menuturkan pendidikan politik pada pemilih pemula ini dimaksudkan untuk menekan angka golput, sebab golput berupakan bentuk pilihan yang kurang bertanggung jawab. "Kita tidak ingin pemuda Madura ini masuk dalam kategori pemuda yang tidak bertanggung jawab itu. Makanya, Higemura turun secara langsung memberikan pendidikan politik dengan cara dialog dan diskusi kelompok," kata Muhlis Ali seusai menggelar dialog bertema "Pentingnya Menggunakan Hak Pilih Pada Pemilu" di Pamekasan, Senin. Selain dialog terbuka dan diskusi kelompok, jenis kegiatan lain yang digelar organisasi kepemudaan di Pulau Madura ini juga sosialisasi melalui media, baik cetak maupun elektronik. Pria kelahiran Bangkalan ini menjelaskan dialog tentang pendidikan politik kepada kalangan generasi muda Madura itu juga dimaksudkan untuk menumbuhkan tradisi dialog dalam menyelesaikan berbagai persoalan umat dan bangsa. "Kami lebih memilih menekankan kegiatan dalam bentuk dialog dan diskusi mengenai sosialisasi pendidikan politik bagi pemilih pemula ini, karena dialog itu kan juga salah satu upaya menguak ketabuan politik," tutur mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini menjelaskan. Menurut Muhlis Ali program pendidikan politik bagi calon pemilih pemula ini dilakukan dengan melibatkan para aktivis pemuda Madura dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sebab Higemura merupakan satu-satunya organisasi yang menjadi tempat berhimpun para generasi muda Madura. Mantan Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Bangkalan ini lebih lanjut menjelaskan, pihaknya sangat berkepentingan agar pemilih pemula warga Madura proaktif menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2014 nanti, karena Madura sebenarnya merupakan etnis terbesar ketiga di Indonesia. "Makanya kami terus mendorong para pemuda Madura, baik pemuda Madura yang tinggal di Pulau Madura atapun pemuda Madura yang tinggal di berbagai wilayah di Nusantara di luar Pulau Madura, agar proaktif menggunakan hak pilihanya alias tidak golput," ujarnya. Warga Madura menurut dia, sebenarnya sangat potensial dalam menentukan arah politik dan perjalanan bangsa Indonesia ke depan apabila dukungan masyarakat dioptimalkan dalam pemilu. Hal itu karena sebaran warga Madura hampir merata di seluruh Indonesia. Bahkan, hampir di semua provinsi di Indonesia terdapat orang Madura, baik di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, termasuk di berbagai provinsi di luar Jawa, seperti Kalimantan, Sumatera, Bali dan Sulawesi. "Di DKI Jakarta warga Madura yang tinggal di sana tidak kurang dari satu juta orang dengan berbagai jenis profesi. Termasuk Mahfud MD kan juga warga asal Madura," ucapnya. Sedangkan di Jawa Timur, sebatas masyarakat Madura hampir menguasai 15 kabupaten dari sebanyak 38 kabupaten/kota di wilayah itu dengan jumlah pendudukan sekitar 60 persen dari total jumlah penduduk Jatim. "Dorongan kami kepada pemuda dan warga Madura secara umum untuk menggunakan hak pilihnya tidak hanya pada pemilu legislatif sama, akan tetapi juga untuk pemilihan Gubernur Jatim yang sebentar lagi akan digelar," kata pria yang juga Ketua Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ) ini, menambahkan. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013