Sorong (Antara Jatim) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mengincar potensi pembangunan infrastruktur di wilayah Papua yang terus mengalami perkembangan cukup pesat setiap tahunnya, melalui penyediaan stok semen sebagai sarana penunjang. Kepala Departemen Pengembangan Pemasaran PT Semen Indonesia Tbk Rudi Hartono kepada wartawan di Sorong, Papua Barat, Selasa, mengemukakan konsumsi semen di wilayah Papua tumbuh sekitar 30-40 persen setiap tahunnya. "Pembangunan berbagai infrastruktur di Papua, termasuk Provinsi Papua Barat, terus berkembang beberapa tahun terakhir dan itu menjadi potensi pasar yang bagus untuk pemasaran produk Semen Indonesia," katanya usai menjadi pembicara pada seminar beton "Peningkatan Pembangunan Infrastruktur di Wilayah Sorong Raya". Seminar yang diadakan PT Semen Indonesia dengan menghadirkan pakar kontruksi beton Ir Lany Hidayat MSi itu, diikuti perwakilan Dinas Pekerjaan Umum, distributor semen dan pelaku usaha jasa konstruksi di enam kabupaten/kota di wilayah Sorong Raya, meliputi Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Maybrat, Raja Ampat, dan Tambrauw. Kendati pertumbuhannya cukup tinggi, lanjut Rudi, jumlah konsumsi semen di Papua sebenarnya masih kecil dibanding provinsi lain di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Total distribusi produk Semen Indonesia di Papua berkisar 30.000-40.000 ton setiap bulan dengan pangsa pasar 40-50 persen. Dari jumlah itu, sekitar 12.000 ton berada di Provinsi Papua Barat. Sedangkan data Asosiasi Semen Indonesia mencatat selama 2012, total penjualan semen untuk semua produk di wilayah Papua dan Maluku mencapai 1,2 juta ton atau tumbuh 54 persen dibanding 2011. Sementara selama periode Januari-April 2013, penjualan semen seluruh merek di Papua dan Maluku mencatat pertumbuhan sekitar 14 persen menjadi 449.660 ton. Angka pertumbuhan itu melampaui kinerja penjualan semen secara nasional pada periode sama yang hanya 8,6 persen dan juga pertumbuhan di provinsi lain, seperti Jawa (11 persen), Sumatera (1,8 persen) dan Kalimantan (11,4 persen). "Untuk memperlancar distribusi dan ketersediaan semen di Papua dan sekitarnya, PT Semen Indonesia telah mengoperasikan 'packing plant' (pabrik pengepakan) di Sorong pada akhir Januari 2013 lalu. Sekarang kami berani menjamin stok semen tetap aman dalam jumlah berapa pun yang dibutuhkan di Papua," tambahnya. Rudi Hartono menambahkan kenaikan permintaan semen di Papua, antara lain ditopang dari giatnya pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Bagi PT Semen Indonesia, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan memiliki tiga makna penting, yakni pertama, menjadi pasar bagi penjualan semen. Kedua, menimbulkan dampak ganda untuk menumbuhkan sektor properti dan lainnya yang membutuhkan semen. Ketiga, membuka akses transportasi yang mudah untuk mendistribusikan produk ke distrik-distrik terpencil. Ditemui pada kesempatan sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Amos Kasi mengatakan kebutuhan infrastruktur di Papua Barat secara umum masih sangat besar. "Masih banyak distrik yang belum saling terhubung dengan infrastruktur jalan. Otonomi khusus sekarang diiringi dengan pembangunan infrastruktur untuk memeratakan pembangunan," tuturnya. Amos Kasi mencontohkan infrastruktur jalan di wilayahnya Kabupaten Sorong Selatan yang memiliki jalan sepanjang lebih kurang 400 kilometer, tetapi hanya 40 persen yang kondisinya bagus. Pada tahun ini, Pemkab Sorong Selatan mengalokasikan dana APBD sekitar Rp95 miliar untuk membangun jalan dan jembatan. Menurut dia, rata-rata anggaran pembangunan jalan dan jembatan di setiap kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat mencapai Rp100 miliar per tahun. "Saat ini pembangunan jalan kami dorong menggunakan struktur beton, sehingga lebih kuat dan kontruksinya lebih tahan lama," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013