Oleh Junito Ximenes
Surabaya (Antara Jatim) - Aparat kepolisian di Surabaya melakukan pengamanan di setiap sekolah untuk mengantisipasi konvoi pelajar pada pengumuman kelulusan tingkat SMA/MA/SMK, Jumat.
"Tujuan pengamanan ini untuk mengantisipasi berkumpulnya pelajar yang akan melakukan konvoi, karena itu akan mengganggu ketertiban lalu lintas dan membahayakan keselamatan pelajar," kata seorang polisi di SMA Negeri 4 Surabaya.
Pengamanan di SMA Negeri 4 dilakukan secara gabungan antara Polsek Tambaksari, Polrestabes Surabaya, Satpol PP dan para guru SMA 4 mulai pukul 07.30 dan masih berlangsung hingga kini pukul 14.00 WIB.
Sementara itu, pengumuman hasil kelulusan pelajar SMA/MA/SMK tahun 2013 di Surabaya dilakukan secara "online" atau "daring" (dalam jaringan/internet) dengan meliburkan pelajar kelas XII dan mereka diminta mengakses hasil kelulusan melalui internet.
Oleh karena itu, beberapa SMA di Surabaya sepi tanpa kehadiran para siswa, seperti di SMA Giki Jl Klampis Jaya, SMA Untag Jl Nginden Semolo, SMA Dr Soetomo Jl Nginden Semolo, SMK Hendrikus Jl Arief Rahman Hakim, SMA Trimurti Jl Gubernur Suryo dan SMA 4 Surabaya Jl Prof DR Moestopo.
Menurut salah seorang guru SMA Negeri 4 Surabaya, Hardi Susilo, semua siswa dari kelas X sampai kelas XII memang diliburkan, bahkan khusus untuk siswa kelas XII akan libur sampai 29 Mei, sedangkan hasil kelulusan dapat diakses melalui internet.
"Para siswa memang diliburkan untuk mengantisipasi adanya konvoi dan coret-coret seragam maupun tembok, jika ada siswa yang datang akan disuruh pulang," katanya.
Pihak sekolah mengharapkan seragam yang dipakai untuk coret-coret sebaiknya dikumpulkan untuk diberikan kepada siswa lain yang membutuhkan, seperti siswa miskin, karena itu pihak sekolah bersedia menampung seragam-seragam tersebut mulai 30 Mei.
"Alhamdulillah, siswa SMA Negeri 4 lulus 100 persen dengan jumlah siswa sebanyak 304 anak yang terdiri dari dua kelas IPS dan enam kelas IPA," katanya.
Sementara di depan Plaza Surabaya sempat ada beberapa kelompok pelajar yang hendak melakukan konvoi, namun pihak keamanan dari Polisi, Satpol PP dan Linmas membubarkannya.
Hal yang sama dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Dr Harun MSi. Ia mengimbau para siswa untuk menyerahkan baju seragam kepada anak-anak yatim piatu daripada dicorat-coret yang akhirnya tak terpakai.
"Akan lebih baik kalau para guru mengarahkan para siswanya untuk tidak konvoi dan saya kira mereka lebih paham. Bisa saja siswa diajak berdoa dan menyerahkan seragamnya kepada anak yatim piatu yang lebih membutuhkan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013