Surabaya (Antara Jatim) - Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja, mengemukakan Indonesia kini surplus garam sebanyak 1,5 juta ton karena panen petani di Tanah Air bertambah, karena itu pihaknya berkomitmen stop impor garam. "Dari besaran 1,5 juta ton, mayoritas berupa garam konsumsi. Oleh karena itu, kami sebagai perpanjangan tangan pemerintah berkomitmen mulai tahun ini stop impor garam," katanya pada jumpa pers Seminar Nasional Penyuluh Perikanan dan Konsultasi Nasional: Penguatan Sinergitas Hulu-Hilir untuk Meningkatkan Industrialisasi Kelautan dan Perikanan, Konsumsi, dan Ekspor, di Surabaya, Selasa. Menurut dia, keberhasilan Indonesia mencapai surplus garam juga dipengaruhi posisi penyuluh perikanan yang strategis yakni sebagai pendidik dan dapat membuka akses pasar yang luas di dalam negeri. "Bahkan, keberadaan penyuluh perikanan mampu memberi kontribusi terhadap meningkatnya perekonomian nasional," ujarnya. Pada masa mendatang, dia optimistis kehadiran penyuluh perikanan yang jumlahnya sekarang mencapai 8.000 orang di Tanah Air dapat membantu pemerintah mensosialisasikan program Gemar Konsumsi Ikan. "Apalagi, sampai sekarang kami sudah memiliki banyak bukti bahwa ikan mampu menjadi sumber alternatif panan bagi masyarakat Indonesia," katanya. Mengenai daya serap pasar ikan nasional, tambah dia, pihaknya sangat bangga dengan pencapaian Indonesia karena tingkat konsumsi ikan perkapita bertambah menjadi 33,8 kilogram selama satu tahun. Sementara, tahun 2011 justru tingkat konsumsi ikan perkapita hanya 19 kilogram setahun. "Melalui banyaknya program yang diikuti penyuluh perikanan baik berupa seminar maupun kegiatan konsultasi nasional, kami yakin tingkat konsumsi ikan per kapita di penjuru Nusantara bisa tambah menjadi 38 kilogram pada tahun 2014," katanya. Terkait diadakannya acara hari ini, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Suseno Sukoyono, mengemukakan, hasil dari kegiatan tersebut diharapkan mampu menjadi bahan kebijakan penyelenggaraan sistem penyuluhan kelautan dan perikanan. "Pada agenda itu juga dilakukan penyerahan simbolis bantuan penyuluhan perikanan senilai Rp9,75 miliar untuk menunjang dan memperlancar kegiatan penyuluhan perikanan secara tepat sasaran, efektif, dan efisien hingga pelosok daerah," katanya. Pada seminar tersebut hadir sebanyak 350 peserta dari berbagai instansi di Indonesia. Mereka di antaranya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, perbankan, Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional, dan Komisi Penyuluhan Perikanan Nasional. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013