Surabaya (Antara Jatim) - Pameran pariwisata bertema Majapahit Travel Fair (MTF) 2013 yang diselenggarakan di Surabaya pada 16-19 Mei ditargetkan menyerap antara 7.000 hingga 10.000 pengunjung. "Selain itu, kami yakin target pengunjung tersebut terpenuhi karena kegiatan yang diharapkan mampu menjadikan Jatim sebagai salah satu daerah wisata dari peta perjalanan pariwisata dunia ini tidak menjual tiket masuk," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Jarianto, ditemui pada pembukaan MTF 2013 di Surabaya, Kamis. Selain itu, semakin tingginya minat pengunjung terhadap dilangsungkannya agenda tersebut tampak dari realisasi pada tahun 2012 sebanyak 6.000 orang. Angka kunjungan tahun lalu meningkat dibandingkan even serupa pada tahun 2011 mencapai sekitar 4.000 orang. "Bahkan, jumlah peserta yang terdiri dari kalangan pembeli maupun penjual juga terus meningkat," ujarnya. Pada tahun 2012, kata dia, banyaknya negara yang mengikuti MTF dan bertindak sebagai pembeli datang dari sembilan wilayah sedangkan pada tahun ini naik menjadi 12 negara seperti Malaysia, Singapura, China yang terdiri dari Shanghai dan Tianjin, Gyeongnam Korea Selatan, Bangladesh, Kazakstan, Srilanka, India, Iran, dan Pakistan. "Kami harap MTF dapat mempromosikan potensi, daya tarik wisata, dan budaya Jatim. Bahkan, menjual produk paket wisata, produk hotel, objek wisata, produk penerbangan dan produk UMKM, baik secara langsung maupun tidak langsung," katanya. Untuk transaksi MTF tahun ini, dia optimistis, meningkat sekitar 10 persen menjadi Rp38,4 miliar daripada jumlah transaksi tahun lalu yang hanya Rp34,9 miliar. "Besaran target tersebut merupakan keseluruhan untuk tiga jenis transaksi yaitu bursa pariwisata, pameran, dan 'travel exchange (travex)'," katanya. Pada kesempatan sama, Gubernur Jatim, Soekarwo, menyarankan agar pembangunan masyarakat pariwisata menjadi fokus Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam rangka mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan. Upaya itu adalah komitmen pembangunan pariwisata secara menyeluruh dan berkesinambungan. "Dengan memahami Sapta Pesona misalnya keramahan dan kesopanan masyarakat pariwisata di Jatim maka wisatawan akan lebih betah tinggal di Jawa Timur," katanya. Jika kondisi itu terjadi, sebut dia, perputaran ekonomi masyarakat sekitar semakin dinamis. Hal tersebut berbeda dengan pertumbuhan ekonomi yang diperoleh melalui pajak. Apalagi, manfaat wisata bisa dirasakan langsung seperti penjual oleh-oleh, penginapan, dan pengusaha hotel. "Oleh karena itu, kami optimistis kontribusi sektor wisata terhadap PDRB Jatim menunjukkan peningkatan. Tahun 2012, PDRB sektor wisata mampu menyumbang Rp75,69 triliun lebih tinggi daripada tahun 2011 yang hanya Rp66 triliun," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013