Malang (Antara Jatim) - Direktur Utama PT Sidomuncul Irwan Hidayat menjamin jika jenis tumbuhan atau tanaman obat yang hidup di Indonesia tidak akan pernah bisa punah. "Saya jamin apapun jenis tumbuhan obat di negeri ini tidak akan bisa punah, kecuali ginseng yang tidak bisa hidup di daerah tropis, tapi di negeri yang memiliki empat musim," tegas Irwan Hidayat di sela-sela Seminar Nasional "Pemanfaatan Herbal Medik sebagai Paradigma Baru dan Akunpuntur dalam Pelayanan Kesehatan di Indonesia" di RS Soepraoen Malang, Sabtu. Ia mengakui, beberapa waktu lalu daun ungu dinyatakan sudah punah, namun setelah ditelusuri tetap masih ada, bahkan bisa tumbuh subur jika ditanam dengan benar. Menurut dia, kalau selama ini ada banyak tumbuhan obat yang tidak bisa dijumpai lagi di tanah air, itu bukan karena keberadaannya sudah punah, tapi memang tidak lagi ditanam karena tidak ada lagi permintaan dari pasar (demand). Oleh karena itu, katanya, saat ini pihaknya sedang gencar mengkampanyekan agar para dokter tidak lagi hanya bergantung pada obat-obatan kimia (farmasi) ketika memberikan resep bagi pasiennya, tapi sudah mulai diarahkan untuk memanfaatkan obat herbal yang bahan bakunya dari bermacam-macam tanaman obat yang tumbuh di negeri ini. "Selain kita mulai kembali ke alam, kita juga tahu kalau masih banyak masyarakat yang tidak mampu membeli obat farmasi dengan harga mahal. Karenanya kami berupaya terus mensosialisasikan pengobatan dengan herbal yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan obat di sekitar kita," tandasnya. Apalagi, lanjutnya, obat-obatan herbal, bahkan jamu yang diproduksi sekarang ini sudah mendapatkan pengakuan melalui regulasi, baik dari Undang-undang, Kementerian Kesehatan, WHO maupun IDI. Hanya saja, irwan juga mengakui jika penggunaan obat apapun tidak akan aman termasuk obat herbal jika tidak sesuai dan memenuhi aturan pemakaian atau dosisnya. Ia mengemukakan, dengan adanya regulasi dan pengakuan dari berbagai lembaga dan Undang-undang itu, pertumbuhan industri jamu cukup pesat. Jika pada tahun 1970 masih satu persen, saat ini sudah mencapai 8 persen kontribusinya terhadap pengobatan. Sementara pembicara dari Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia dr Hardhi Pranata mengatakan keberadaan sejumlah tanaman obat di Tanah Air terancam punah akibat berbagai hal, termasuk pemanasan global dan lingkungan yang terkontaminasi berbagai macam logam berat. "Memang sekarang jumlah jenis tanaman obat masih sekitar 33 ribu macam, namun ada sejumlah jenis yang sudah mulai punah. Dan, dari 33 ribu jenis tanaman obat itu yang digunakan baru sekitar seribu saja,' ujarnya. Ia berharap, ke depan pengobatan herbal bisa menjadi bagian dari pengobatan farmasi yang diresepkan oleh dokter. "Hanya saja, meskipun herbal, tetap saja ada kendalinya, yakni dosis yang benar dan diminum pada waktu yang tepat," katanya, menegaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013