Sampang (Antara Jatim) - Penderita penyakit leptospirosis, yakni jenis penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus di Sampang, Jawa Timur, hingga kini terus bertambah. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang Firman Pria Abadi saat ini warga Sampang yang sakit dan terpaksa harus menjalani perawatan medis sebanyak 46 orang. "Sebelumnya kan hanya 35 orang. Nah sekarang ini sudah mencapai 46 orang," kata Firman Pria Abadi kepala Antara pertelepon, Kamis sore. Sementara itu, jumlah warga yang meninggal dunia akibat penyakit itu tetap, yakni sebanyak enam orang. Kasus leptospirosis di Sampang ini pertama yang ditemukan pada tanggal 20 April 2013. Ketika itu satu orang yang meninggal, setelah itu penyakit tersebut bertambah hingga ada enam orang yang meninggal dunia. Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Jenis penaykit ini dikenal juga dengan nama penyakit "weil", demam "icterohemorrhage", penyakit "swineherd's", demam pesawah (Ricefield fever), demam pemotong tebu (Cane-cutter fever), demam lumpur, jaundis berdarah, penyakit Stuttgart, dan demam Canicola. Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease). Urine (air kencing) dari individu yang terserang penyakit ini merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan. Kemampuan leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru. Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir. Di Indonesia sendiri, katanya, penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir. Sebab, keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri leptospira berkembang biak. Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata dan hidung. "Sebab sejauh ini kan tikus merupakan reservoir dan sekaligus penyebar utama Leptospirosis, karena bertindak sebagai inang alami dan memiliki daya reproduksi tinggi," kata Firman Pria Abadi menjelaskan. Beberapa jenis hewan lain yang juga berpotensi menjadi penyebar jenis penyakit ini antara lain sapi, kambing, domba, kuda, babi, dan anjing. Akan tetapi potensi menularkan kepada manusia tidak sebesar tikus. Saat ini, kata dia, pihaknya terus mengintensifkan pemeriksaan kepada warga Kota Sampang, terutama warga yang terdampak korban banjir beberapa waktu lalu, karena jenis penyakit ini terjadi akibat banjir. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013