London (Antara/AFP) - Perdana Menteri David Cameron pada Rabu menyatakan Inggris membayar harga sangat tinggi di Afghanistan sesudah tiga tentaranya tewas akibat ledakan bom jalanan. Enam tentara Inggris tewas dalam tahun ini di Afghanistan, tempat korban di kalangan tentara Inggris berkurang pada tahun lalu. Inggris tidak kehilangan banyak tentara dalam satu kejadian sejak enam serdadunya tewas oleh ledakan serupa pada Maret tahun lalu. Mereka segera mendapat perawatan di tempat ledakan di Provinsi Helmand pada Selasa dan diangkut lewat udara ke markas utama tentara Inggris pangkalan Bastion, tapi tidak dapat diselamatkan, kata Departemen Pertahanan. Kematian itu membuat jumlah tentara Inggris tewas akibat oleh musuh di Afghanistan menjadi 401 orang. "Kami membayar harga sangat tinggi untuk pekerjaan di Afghanistan," kata Cameron kepada televisi ITV. "Itu pekerjaan penting, karena penting bahwa negara itu tidak lagi menjadi surga bagi teroris, yang dapat mengancam kita di Inggris sini," katanya. Ketiga tentara dari batalyon infanteri Royal Highland Fusiliers itu tewas sesudah kendaraan mereka terhantam saat melakukan ronda tetap di Kabupaten Nahr-e Saraj. "Kematian mereka adalah kerugian besar bagi semua yang bertugas di Gugus Tugas Helmand," kata pernyataan juru bicara Mayor Richard Morgan. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013