Surabaya (Antara Jatim) - Sekitar 50 polisi melakukan pengamanan dengan mengeluarkan pendukung Ketua DPRD Surabaya Wishnu Wardhana dan simpatisan Partai Demokrat dari gedung DPRD Surabaya karena khawatir bisa menimbulkan kericuhan.
Pendukung Wishnu dan simpatisan Partai Demokrat berdatangan memadati lantai satu gedung rakyat tersebut. Puluhan pendukung Wishnu duduk bergerombol di sisi selatan sedangkan simpatisan Partai Demokrat di sisi barat.
"Kami antisipasi jika terjadi kericuhan pada saat rapat banmus digelar," kata Wakapolsek Genteng AKP M.Rasyad di DPRD Surabaya.
Menurut dia, pihaknya menyiapkan 50 personil untuk pengamanan di gedung DPRD Surabaya dan akan ditambah jika diperlukan.
"Mereka kami minta untuk keluar agar situasi dan kondisi di DPRD Surabaya menjadi aman," ujarnya.
Suasana di gedung DPRD Surabaya cukup ramai oleh para pendukung Wishnu dan simpatisan Partai Demokrat. Kedatangan mereka diduga pascaturunnya SK Gubernur Jatim tentang Pemberhentian Ketua DPRD Surabaya Wishnu Wardhana pada 17 April 2013.
Sejumlah fraksi mendesak Sekretaris DPRD Surabaya segera memproses SK Gubernur Jatim dan menghentikan gaji dan fasilitas yang selama ini diterima Ketua DPRD Surabaya.
Namun upaya tersebut kurang direspons Sekretaris DPRD Surabaya sehingga fraksi-fraksi mengusulkan mengelar rapat badan musyarah (banmus) dengan agenda rapat paripurna istimewa pada Selasa ini.
Mendapati hal itu, Pelaksana Tugas Sekretaris DPRD Surabaya Hari Sulistyowati mengatakan bahwa rapat banmus kali ini ilegal.
"Tidak ada agenda rapat banmus. Meskipun ada akan dibahas di internal Sekretaris DPRD," kata Hari yang terlihat mondar mandir di lantai satu DPRD Surabaya.
Sementara itu, Sekretaris Fraksi PKB Masduki Toha mengatakan bahwa banmus tetap akan digelar Selasa ini. "Banmus jadi, kita masih menunggu pak Wisnu Sakti (Wakil Ketua DPRD Surabaya) untuk memimpin rapat banmus," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013