Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Samsul Ashar menegaskan agar tidak percaya dengan pesan singkat atau (SMS/Short Message Service) tentang ujian nasional (UN) karena akan konyol dampaknya.
"Tidak mungkin isi 'SMS' itu kunci jawaban. Soal ujian itu bervariatif dengan bobot yang sama. Akan konyol hasilnya," katanya saat melakukan pemantauan UN di SMPN I Kediri, Senin.
Ia meminta, agar orang tua memberi dukungan pada anaknya untuk mengerjakan ujian. Mereka juga diminta, agar anak-anak tidak percaya begitu saja jika ada pesan singkat atau selebaran yang berisi kunci jawaban.
Pihaknya juga meminta, agar sekolah membantu untuk menyediakan sarana ujian anak-anak seperti pensil dan penghapus. Jangan sampai, hasil ujian mereka tidak terbaca oleh komputer karena menggunakan barang yang palsu.
Tentang kekurangan soal, wali kota yang juga seorang dokter ini mengatakan ujian hari pertama di Kediri ini berjalan dengan lancar. Sampai saat ini belum ada laporan tentang kekurangan atau masalah distribusi yang sempat tersendat.
"Kalau Kediri distribusi relatif aman. Soal bervariatif dengan bobot soal berbeda pada anak-anak," tukasnya.
UN tingkat SMP ini akan digelar selama empat hari, mulai Senin (22/4) sampai Kamis (25/4) mendatang. Hari pertama ujian, yaitu Bahasa Indonesia. Di Kediri, jumlah peserta ujian mencapai 5.513 peserta dengan 30 lembaga sekolah penyelenggara dari 36 sekolah tingkat SMP atau yang sederajat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013