Jember (Antara Jatim) - Pedagang asongan memprotes kebijakan baru PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) IX Jember yang tidak memberhentikan KA Logawa dan KA Probowangi di Stasiun Klakah dan Stasiun Rambipuji.
Sekitar 30 pedagang asongan mendatangi Stasiun Jember untuk bertemu dan menyampaikan aspirasi mereka kepada pihak manajemen PT KAI Daop IX Jember, Selasa.
"Kami mengeluhkan kebijakan PT KAI yang diterapkan per 1 April 2013 yakni KA Logawa dan KA Probowangi tidak berhenti di Stasiun Klakah dan Rambipuji, sehingga kami tidak bisa naik kereta itu untuk berjualan," kata pedagang asongan yang biasa mangkal di Stasiun Klakah, Rumiyati.
Menurut dia, kebijakan PT KAI beberapa waktu lalu yang melarang pedagang untuk berjualan di dalam kereta api kelas ekonomi sangat merugikan masyarakat kecil, sehingga banyak pedagang asongan yang tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Saat ini kebijakan Daop IX Jember juga tidak memberhentikan KA Logawa dan KA Probowangi di Stasiun Klakah menyebabkan pendapatan kami semakin berkurang," ujarnya.
Hal senada disampaikan pedagang nasi bungkus di Stasiun Klakah, Almi, yang harus naik angkutan umum menuju Stasiun Tanggul Jember, sehingga bisa berjualan di dalam kereta api meski jarak pendek.
"Karena KA Probowangi tidak berhenti di Klakah, saya bersama pedagang asongan naik angkot ke Stasiun Tanggul, kemudian ikut KA Tawangalun atau KA Sritanjung ," katanya.
Sejumlah perwakilan pedagang asongan bertemu pihak manajemen PT KAI Daop IX Jember dan melakukan mediasi atas tuntutan para pedagang untuk diperbolehkan berjualan di dalam kereta kelas ekonomi.
"Ini sudah kebijakan dari direksi pusat dan Daop IX Jember hanya melaksanakan kebijakan pusat, sehingga para pedagang asongan tetap dilarang berjualan di dalam kereta dan hanya diperbolehkan di peron," kata Manajer Humas PT KAI Daop IX Jember, Gatut Sutiyatmoko.
Menurut dia, sebagian pedagang asongan mematuhi kebijakan itu karena larangan berjualan di dalam kereta sudah diterapkan sejak Januari 2012, namun masih ada saja pedagang asongan yang bandel dan berjualan di dalam kereta.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013