Trenggalek - Kepolisian Resor (Polres) Trenggalek, Jawa Timur, saat ini tengah berupaya mengidentifikasi mayat manusia terbakar diduga korban pembunuhan yang ditemukan di tengah hutan Gembes, Desa Masaran, Kecamatan Munjungan, Jumat (29/3).
"Untuk sementara masih diselidiki. Kami juga belum bisa mengidentifikasi apakah korban ini laki-laki atau perempuan karena saat ditemukan kondisinya sudah menjadi arang, sehingga tidak bisa dikenali. Di lokasi kejadian juga tidak ditemukan kartu identitas," kata Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Sabtu.
Menurutnya, warga Desa Masaran maupun Kecamatan Munjungan juga tidak ada yang merasa kehilangan salah satu anggota keluarganya.
Untuk memperjelas proses penyelidikan serta pengungkapan kasus itu, hari ini tim identifikasi kembali ke lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan.
Lanjut Siti, Polres Trengalek juga berencana mengirimkan abu korban serta beberapa barang bukti ke Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim guna mempercepat proses identifikasi.
Beberapa barang bukti yang berhasil ditemukan polisi antara lain, delapan drum penampungan getah pinus, arang mayat korban, sisa pakaian, rantai gembok, serta sejumlah barang bukti pendukung lainnya.
"Sampai saat ini kami masih belum bisa menyimpulkan apakah ini kasus pembunuhan atau kebakaran biasa, namun memang ada kemungkinan mengarah pada pembunuhan," ujarnya.
Siti menjelaskan, peristiwa tersebut diperkirakan terjadi Jumat (29/3) pagi, namun polisi baru mengetahui sekitar pukul 14.00 WIB setelah mendapatkan informasi dari masyarakat sekitar.
Kata dia, lokasi dugaan pembunuhan tersebut berada di kawasan hutan pinus Perhutani di Dusun Gembes, Desa Masaran, Kecamatan Munjungan. Lokasi penemuan mayat berada di tengah hutan dan cukup jauh dari perkampungan penduduk.
Polisi awalnya hanya menerima laporan adanya kebakaran sebuah rumah penampungan getah pinus. Setelah polisi datang ke lokasi bersama sejumlah warga, di dalam rumah yang terbakar ditemukan satu korban meninggal dunia dalam kondisi terbakar 100 persen sehingga praktis tak bisa dikenali lagi.
Dugaan pembunuhan menguat karena kondisi rantai gembok rumah penampungan getah pinus masih dalam keadaan terkunci. Diyakini, korban terbakar hidup-hidup atau tewas lebih dulu sebelum bangunan semi permanen berukuran sedang dan terkunci dari luar terbakar hingga nyaris rata dengan tanah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013