Kediri (AntaraJatim) - Kebijakan pemerintah untuk mengimpor bawang putih sebagai bentuk menstabilkan harga dinilai merugikan petani.
"Pemerintah telah gagal membangun petani yang mandiri di atas tanahnya sendiri. Dengan alasan untuk menstabilkan harga, impor dilakukan. Impor itu merugikan petani," kata Ketua Dewan Pimpinan Nasional Relawan Perjuangan Demokrasi (DPN-REPDEM) Bidang Penggalangan Tani Sidik Suhada saat dihubungi lewat telepon seluler, Minggu.
Pihaknya menyebut kebijakam ini sangat memprihatinkan. Indonesia adalah negara agraris yang tidak hanya mempunyai alam yang subur, tapi juga sumber daya manusia yang melimpah.
"Tidak seharusnya impor dilakukan. Kebijakan ini membuktikan pemerintah gagal membangun kedaulatan pangan nasional," tegasnya.
Harusnya, lanjut dia, pemerintah bisa tegas memanfaatkan sumber daya yang ada di Indonesia. Pemerintah seharusnya melakukan reforma agraria (pembaruan agraria) sebagai upaya membangun petani yang mandiri. Dengan itu, kedaulatan pangan dapat diciptakan.
Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) bawang putih sebanyak 29.136 ton atau hanya 18,21 persen dari rekomendasi Kementerian Pertanian sebanyak 160.000 ton bawang putih.
Rencananya, impor bawang putih itu akan dilakukan oleh 16 importir dari sekitar 114 yang terdaftar di Kementerian Perdagangan. Saat ini, masih dalam proses 26 perusahaan importir lainnya yang akan menyusul guna melakukan impor bawang putih. Komoditas itu akan diimpor dari China dan India.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang tahun 2012, Indonesia telah mengimpor 415.000 ton bawang putih dari beberapa negara dengan nilai 242,3 juta dollar AS atau senilai Rp2,3 triliun bawang putih.
Mayoritas bawang putih tersebut diimpor dari China, sebanyak 410.100 ton dengan nilai 239,4 juta dollar AS atau Rp2,27 triliun untuk periode Januari hingga Desember 2012.
Selain dari China, juga tercatat kegiatan impor bawang putih beberapa negara lain seperti India, Malaysia, Pakistan, dan Thailand, namun impor tidak terjadi setiap bulan dan tidak terlalu signifikan.
Sementara itu, harga komoditas bawang putih di Pasar Grosir Kediri, naik sangat drastis. Saat ini, harganya mencapai Rp50 ribu per kilogram padahal satu bulan sebelumnya hanya Rp25 ribu per kilogram.
Sejumlah penjual mengeluhkan sepinya pembeli dengan naiknya harga bawang ini. Hal ini membuat penjualan mereka turun drastis.
"Biasanya setiap hari keluar barang sampai 5 ton saat ini hanya sekitar 5 kuintal saja," kata Malik Ashari, salah seorang pedagang di Pasar Ngronggo Kediri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013