Kediri - Kenaikan harga bawang putih yang terjadi selama beberapa pekan terakhir menyebabkan inflasi di Kediri, Jawa Timur, sampai 0,94 persen lebih rendah daripada inflasi pada Januari 2013 yang mencapai 1,05 persen. "Faktor cuaca ini berpengaruh pada distribusi dan hortikulta di Kediri. Kenaikan harga bawang putih juga berpengaruh pada inflasi," kata Kepala Seksi Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kediri Lulus Haryono di Kediri, Senin. Ia mengatakan, pengaruh komoditas ini pada inflasi cukup besar. Harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional di Kediri cukup tinggi, sampai Rp31.500 per kilogram, bahkan harganya ada yang lebih dari itu. Selain karena cuaca, Lulus menyebut adanya inflasi ini juga karena kebijakan pemerintah akan impor. Beberapa komoditas bahan pokok ataupun buah dari luar negeri dibatasi, sehingga harga komoditas dalam negeri juga naik. "Tujuan awal pembatasan impor ini diharapkan agar produk lokal mampu bersaing. Kami duga, ini (pembatasan impor) berpengaruh pada kenaikan harga," ucapnya. Dari sejumlah kelompok sebagai penimbang inflasi, kelompok bahan makanan menyumbang inflasi cukup besar sampai 2,34 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,06 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,24 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,54 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,06 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,14 persen. Walaupun mayoritas kelompok penyumbang mengalami inflasi, terdapat satu kelompok yang justru mengalami deflasi yaitu kelompok sandang sebesar 0,74 persen. Tentang harga beras, Lulus menyebut sampai saat ini harganya masih cukup tinggi. Hal itu dimungkinkan karena sampai saat ini panen raya belum terjadi. Dimungkinkan, setelah panen raya harga beras akan turun, mengingat stok yang melimpah. Sementara itu, dari tujuh kota di Jawa Timur yang dihitung sebagai penimbang IHK-Inflasi Nasional, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Jatim terjadi di Surabaya sebesar 1,03 persen. Sumenep terbesar selanjutnya yaitu 1,00 persen dan Jember sebesar 0,95 persen. Untuk inflasi terendah pada Februari 2013 di Jatim ini terjadi di Kota Madiun sebesar 0,75 persen. Dilihat dari inflasi kumulatif tahun kalender, inflasi kumulatif tertinggi sampai dengan Februari 2013 terjadi di Sumenep sebesar 2,55 persen dan inflasi kumulatif terendah di Jawa Timur terjadi di Kota Malang sebesar 1,83 persen. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013