Bojonegoro - Puluhan wartawan Jatim, mengikuti diskusi jurnalistik dalam "Field Visit and Gathering with Journalist " di lapangan migas Mudi Tuban yang digelar "Joint Operating Body" (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ), Sabtu.
"Bagi kami wartawan merupakan mitra kerja yang memiliki tujuan sama dalam memajukan bangsa dan negara," kata "General Manager" JOB PPEJ, Bambang Kardono, dalam sambutan pembukaan acara itu.
Ia juga mengatakan, acara yang digelar ini, bisa menjadi ajang silahturahmi antara jajaran JOB PPEJ dengan wartawan sehingga bisa mempererat komunikasi.
Bahkan ia mengharapkan, acara yang digelar ini bisa mempererat jajaran perusahaan dengan wartawan dalam membangun keterbukaan.
"Wartawan juga bisa melihat secara langsung berbagai kegiatan JOB PPEJ yang mengelola migas.Pada prinsipnya perusahaan kami mengutamakan keselamatan sebagai pilar utama, sebab perusahaan kami beresiko tinggi," paparnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, sebelum acara dimulai para peserta semuanya memperoleh panduan keselamatan dalam menghadapi resiko di tengah-tengah lapangan migas Mudi, kalau terjadi sesuatu yang membahayakan.
"lokasi lapangan Mudi ini berada di lingkungan pemukiman padat penduduk," ujarnya.
Diskusi jurnalistik yang membahas kode etik jurnalistik itu menampilkan nara sumber Dekan Fakultas Sosial Politik Universitas Bojonegoro, Erwan Subandi dan dua wartawan senior Djajus Pete dan JFX. Hoery.
Selain itu, puluhan wartawan asal Bojonegoro, Surabaya, Gresik, Lamongan, dan Surabaya itu, juga meninjau fasilitas produksi lapangan migas Mudi yang menampung produksi minyak lapangan Sukowati dan Blok Cepu di Bojonegoro.
Pada kesempatan itu, "Field Manager" JOB PPEJ, Yunizar H. Dipowiryo, menjelaskan, perjalanan sejarah pengeboran lapangan minyak Blok Tuban yang lokasinya di Bojonegoro dan Tuban.
Selain itu, ia juga menjelaskan, proses pendistribusian produksi minyak di daerah setempat yang disalurkan melalui pipa, menuju penampungan Cinta Natomas di laut lepas Tuban yang daya tampungnya 1 juta barel.
"Tapi kita hanya mengisi tempat penampungan sekitar 800 ribu barel, untuk menjaga agar tempat penampungan tidak karam," jelas Yunizar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013