Bojonegoro - Pengembangan potensi air Bendung Gerak Bengawan Solo di Bojonegoro untuk mencukupi kebutuhan air areal pertanian masih menunggu standar operasional prosedur (SOP) dari Balai Besar Bengawan Solo di Solo. Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Selasa, mengatakan bahwa SOP Bendung Gerak Bengawan Solo di Desa Padang, Kecamatan Trucuk masih belum keluar, karena masih dalam masa pemeliharaan. Oleh karena itu, lanjutnya, potensi air Bendung Gerak yang kemungkinan bisa dikembangkan untuk mendukung irigasi teknis areal pertanian di daerah hulunya masih belum bisa diketahui. "Kalau SOP sudah keluar, kita bisa tahu potensi air Bendung Gerak yang bisa dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air irigasi areal pertanian di sepanjang anak sungainya di daerah hulu Bendung Gerak," paparnya. Sesuai hasil survei yang dilakukan, menurut dia, di daerah hulu Bendung Gerak, hingga di Kecamatan Padangan, ada sejumlah anak sungai Bengawan Solo, yang bisa dimanfaatkan untuk menampung air Bendung Gerak, dengan sistem pompanisasi. Rencananya, katanya, air tampungan di sejumlah anak sungai Bengawan Solo itu, yang kemudian dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan areal pertanian di musim kemarau. "Yang jelas biaya pembangunan bendungan di sejumlah anak sungai cukup besar," ucapnya. Selain menunggu SOP, lanjutnya, rencana pengembangan potensi air Bendung Gerak itu, juga menunggu persetujuan Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng, Pemerintah Provinsi Jatim dan Pemkab Bojonegoro menyangkut pendanaan. "Pendanaan pengembangan potensi air Bendung Gerak kemungkinan dilakukan secara patungan," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013