Delft - Perhimpunan Intelektual Muslim Indonesia (Prima) meluncurkan jurnal internasional bernama Jurnal Sains, Teknologi dan Masyarakat Perspektif Islam (JISTECS) bersamaan dengan Konferensi Ekonomi Syariah internasional, 9 Februari di Hannover, Jerman.
"Penelitian di berbagai bidang semakin progresif dalam satu abad terakhir, tapi tanpa nilai-nilai spiritual sehingga kurang mencerahkan peradaban manusia," ujar Pemimpin Redaksi JISTECS Dr Cahyo Budiman MEng dalam pernyataannya yang diterima ANTARA di Delft, Selasa.
Dia menjelaskan, JISTECS adalah jurnal yang istimewa karena memberikan kesempatan kepada para ilmuan lintas disiplin ilmu dan keyakinan di seluruh dunia untuk memublikasikan hasil karya mereka mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemanfaatannya bagi masyarakat luas dalam kerangka pemikiran Islam.
"Walaupun jurnal tersebut memuat pemikiran-pemikiran Islam, JISTECS tidak membatasi para peneliti dari berbagai keyakinan untuk berkontribusi di dalamnya," ujar Cahyo yang saat ini menjadi peneliti pasca-doktoral di Institut Sains dan Teknologi Okinawa (OIST) Jepang.
Menurut dia, hal tersebut memungkinkan karena Islam adalah sistem kehidupan yang penerapan dan pengembangannya meliputi masyarakat global, tanpa batasan agama, suku bangsa, keyakinan, dan ideologi, tambahnya.
Mengenai cakupan disiplin ilmu pengetahuan yang diterbitkan dalam JISTECS, dosen Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menjelaskan hal tersebut meliputi ilmu pengetahuan alam, politik, ekonomi, pendidikan, hukum dan lain sebagainya.
Sebelum diterbitkan JISTECS, naskah karya tulis yang diterima redaksi akan melalui proses penelaahan oleh para ahli yang berasal dari berbagai lembaga pendidikan dan penelitian di dunia seperti Dr M Hakki Alma dari Universitas Kahramanmara, Sutcu mam, Turki, Dr Heny Budi Utari dari Universitas Mahidol, Thailand, dan Dr Abdul Hannan dari Imperial College London, Inggris, untuk bidang ilmu pengetahuan alam dan matematika.
Sementara untuk bidang keteknikan, penyunting ahli diantaranya Dr Fahmi Amhar dari Badan Informasi Geospasial, Indonesia, Dr Mohammed G. Khatib dari Laboratorium NEC, America Serikat, Dr Md. Rafiqul Islam dari Universitas Sains dan Teknologi Shahjalal, Bangladesh.
Sedangkan Dr Ahmad Shiozaki Yuki dari Universitas Doshisha, Jepang, Dr Valeed Ahmad Ansari dari Universitas Aligarh Muslim, India, dan Dr Abdul Azim Islahi ¿dari Universitas King Abdul Aziz, Arab Saudi adalah diantara penyunting ahli untuk bidang ilmu sosial. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013