Zurich (ANTARA/AFP) - Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengungkapkan kekhawatiran yang dalam atas situasi kemanusiaan di Mali, dimana pasukan yang dipimpin Prancis melancarkan ofensif untuk menumpas militan garis keras di wilayah utara selama dua pekan ini. "Mali adalah salah satu krisis kemanusiaan paling besar yang kami tangani hari ini," kata Ketua ICRC Peter Maurer kepada surat kabar Swiss SonntagsZeitung dalam wawancara yang diterbitkan Minggu. "Keadaan itu membuat kami sangat khawatir. Ribuan orang dan keluarga mengungsi ke negara-negara tetangga sejak meletusnya perang dan sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan," katanya. ICRC memusatkan upayanya di wilayah utara negara itu, dimana mereka memberikan makanan kepada 500.000 orang dan telah membangun 10 pusat kesehatan. "Karena meningkatnya kekerasan dan banyaknya kelompok berbeda yang terlibat dalam konflik, pekerjaan itu sangat sulit bagi kami," kata Maurer. Jumat, Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan di Jenewa, 9.000 orang mengungsi ke negara-negara tetangga sejak pasukan pimpinan Prancis melancarkan serangan terhadap kelompok garis keras di Mali utara. Menurut UNHCR, jumlah pengungsi di kawasan itu kini melampaui 150.000, sementara sekitar 230.000 orang terlantar di dalam wilayah Mali. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013