Bogota (ANTARA/AFP) - Polisi Kolombia hari Jumat menyatakan telah menggagalkan rencana gerilyawan kiri FARC membom fasilitas-fasilitas polisi dan militer di ibu kota, Bogota, setelah gencatan senjata sepihak berakhir pada Minggu.
Pernyataan polisi itu bisa menjadi pukulan besar bagi perundingan perdamaian yang sudah tersendat-sendat yang diluncurkan akhir tahun lalu, yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah merenggut sekitar 600.000 jiwa dan menterlantarkan empat juta orang sejak 1964.
Penyerbuan di kota La Palma, sekitar 150 kilometer dari Bogota, menemukan 250 kilogram peledak, kabel bom dan enam granat, kata Kepala Kepolisian Nasional Jose Leon.
Polisi juga menemukan cetak biru dua akademi kepolisian dan sebuah fasilitas pelatihan militer di Bogota, yang mereka yakini sebagai sasaran-sasaran yang akan diserang.
Leon mengatakan, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) berniat memulai lagi serangan-serangan setelah berakhirnya gencatan senjata dua bulan pada Minggu yang diumumkan oleh kelompok gerilya itu sebagai isyarat baik mereka untuk mendorong negosiasi.
"Menurut laporan-laporan intelijen, mereka memperkuat kemampuan mereka selama gencatan senjata yang mereka umumkan ini," katanya.
FARC telah menyatakan bersedia memperpanjang gencatan senjata itu Minggu lalu jika pemerintah Kolombia juga melakukan langkah serupa, namun Bogota hingga kini masih menolak melakukan penghentian serangan karena khawatir pemberontak akan menggunakan masa tenang untuk mempersiapkan pertempuran lebih lanjut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013