Jakarta - Rusia dan Indonesia menginginkan adanya perundingan damai untuk menghentikan kekerasan tanpa prasyarat di Suriah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey V Lavrov dan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dalam pembicaraan mereka melalui telefon Jumat (11/1) lalu berupaya mencari solusi untuk mengakhiri krisis di Republik Arab Suriah dengan cara politik dan diplomatik.
Demikian siaran pers Kedutaan Besar Rusia yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin malam.
Sebelumnya pada acara pelantikan Sekretaris Jenderal ASEAN di Jakarta, Rabu (9/1), Menlu Marty Natalegawa menyayangkan jatuhnya korban di Suriah, akan tetapi Indonesia menghormati negara tersebut yang tidak ingin urusan rumah tangganya diganggu oleh negara lain.
"Saya kira semua itu masih dalam proses. Indonesia mengambil sikap untuk Suriah yang terbagi menjadi tiga elemen. Yaitu desakan penghentian kekerasan, pengiriman bantuan kemanusiaan dan proses politik," kata Menlu.
Dia mengatakan, pengakuan terhadap suatu negara hanya terjadi satu kali dalam kehidupan berbangsa. Sebagai contoh adalah Indonesia mengakui kemerdekaan Sudan Selatan tapi tidak serta merta wajib mendukung pemerintahannya baik itu sah atau tidak sah. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013