Pasuruan - Jembatan gantung di atas Sungai Kedunglarangan di Desa Manaruwi, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, ditutup lantaran talud (plengsengan) sungai yang menjadi penyanga jembatan tersebut ambrol tergerus arus sungai. Penutupan jembatan gantung tersebut memutuskan hubungan dua dusun yang dipisahkan sungai tersebut, sehingga warga kedua dusun tersebut harus memutar sekitar 3 kilometer. Ahmad Fatah, salah seorang warga sekitar, Senin mengatakan, jembatan gantung terpaksa ditutup karena kondisinya sangat mengkhawatirkan terhadap keselamatan para pengguna jembatan. Ia menjelaskan, jembatan gantung yang ditutup panjangnya sekitar 40 meter dengan lebar 1,25 meter. jembatan ditutup sejak Sabtu (12/1) lalu setelah plengsengan yang menyangga jembatan tersebut diketahui ambrol. Jembatan gantung di atas Sungai Kedunglarangan yang ditutup tersebut baru dibangun sekitar 3 tahun lalu. Namun plengsengan yang dibangun sekitar 7 tahun lalu ambrol diterjang arus Sungai Kedunglarangan. Akibat penutupan jembatan tersebut warga dua dusun mengaku aktivitas sehari-harinya sangat terganggu, karena jembatan tersebut sangat vital, terutama bagi anak-anak sekolah. Sekretaris Desa Manaruwi, Abdul Mutholib, menambahkan, penutupan jalan gantung tersebut telah dilaporkan ke Bupati Pasuruan agar segera diperbaiki. Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Pasuruan, Hari Apriyanto mengatakan, petugas tim teknis telah turun ke lapangan untuk mensurvei lapangan. "Tim teknis dari PU Bina Marga dan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah meninjau lapangan. Secepatnya akan ditindaklanjuti," Hari Apriyanto. Untuk penanganan darurat akan menggunakan dana BPBD, tapi jika memungkinkan perbaikan menyeluruh menggunakan anggaran PU Bina Marga. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013