Jakarta - Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) mengharapkan pemerintah bisa mendapatkan akses pasar negara-negara non-tradisional untuk menambah negara tujuan ekspor bagi produk-produk Indonesia. "Kami mengharapkan pemerintah untuk mendapatkan akses pasar ke negara-negara non-tradisional ekspor," kata Ketua Umum GPEI, Benny Soetrisno, saat dihubungi ANTARA, Jumat. Benny menjelaskan, dengan adanya akses pasar ke negara-negara non-tradisional maka diharapkan akan menambah negara tujuan ekspor produk-produk Indonesia. "Beberapa negara non-tradisional ekspor kita antara lain Afrika, Asia Tengah atau Timur Tengah dan Amerika Selatan," kata Benny. Ditengah penurunan kinerja ekspor tahun 2012 lalu, Benny mengatakan, untuk memindahkan penurunan ekspor Indonesia, bisa dialihkan ke pasar domestik. "Pengalihan ke pasar domestik bisa dilakukan dengan jalan membatasi import barang konsumsi, karena daya beli dalam negeri memang naik dengan seiring tumbuhnya pendapatan per kapita, " ujar Benny. Selain itu, lanjut Benny, bisa mengambil langkah menggantikan import bahan baku serta penolong dengan menumbuhkan industri bahan baku dan penolong yang ada di dalam negeri. Menurut Benny, penurunan ekspor akibat dari belum sembuhnya ekonomi di Eropa Barat dan Amerika Serikat berdampak bagi negara-negara di Asia yang merupakan pemasok barang di dunia. Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu (4/1) Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan ekspor Indonesia sepanjang 2012 diperkirakan akan mencapai 190 miliar dolar AS, turun enam persen jika dibandingkan dengan 2011 yang tercatat 203,6 miliar dolar. "Untuk 2012, diproyeksikan sekitar 190 miliar dolar yang berarti akan mengalami penurunan sekitar enam persen," kata Gita dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat. Gita mengatakan, hingga November 2012 total ekspor Indonesia telah mencapai 174,8 miliar dolar atau turun 6,3 persen jika dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya. "Untuk November saja, ekspor mencapai 16,4 miliar dolar atau naik 7,3 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, namun turun sebesar 4,6 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu," tambah Gita. Gita menjelaskan, untuk ekspor non-migas naik 8,4 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau senilai 13,7 miliar dolar, dan naik 0,1 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. "Untuk ekspor migas, senilai 2,7 miliar dolar atau naik 2,2 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya, namun turun sebesar 23,1 persen dari tahun lalu," kata Gita. Ekspor Indonesia pada 2011 lalu mencapai 203,6 miliar dolar alias melampaui target yang telah ditentukan senilai 200 miliar dolar. Angka ekspor 203,6 miliar dolar AS atau naik hingga 29,1 persen dibandingkan tahun 2010 tersebut merupakan rekor untuk negara berkembang seperti Indonesia, karena hanya membutuhkan waktu lima tahun untuk menggandakan angka ekspor. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013