Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memperkuat sistem keamanan digital dengan menggandeng "white hacker" guna menangkal potensi serangan siber terhadap layanan pemerintahan berbasis elektronik.

Kepala Bidang Aplikasi Informatika Diskominfo Trenggalek Iwan Kukuh Ariffianto di Trenggalek, Senin, mengatakan kerja sama tersebut ditujukan untuk memantau dan mendeteksi secara dini ancaman siber yang menyasar situs resmi milik pemerintah daerah.

"Dengan dukungan "white hacker", setiap indikasi serangan bisa langsung terdeteksi dan segera ditangani," kata Iwan.

Ia menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir serangan siber terhadap website Pemkab Trenggalek cenderung menurun.

Sepanjang 2025, tercatat hanya dua insiden peretasan yang menyasar website puskesmas, dengan modus mengubah konten informasi kesehatan.

Jumlah itu menurun signifikan dibandingkan 2024 yang mencatat sedikitnya 11 serangan siber, mayoritas mengubah tampilan website instansi menjadi promosi judi daring.

Bahkan, salah satu serangan sempat menyasar data milik Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dengan permintaan tebusan agar data dapat diakses kembali.

Iwan menilai, penurunan serangan siber tersebut dipengaruhi sejumlah faktor, termasuk peningkatan pengamanan sistem serta penindakan aparat terhadap pelaku kejahatan digital.

"Target kami pada 2026 Trenggalek bisa menuju 'zero cyber attack'," ujarnya.

Seluruh website instansi di lingkungan Pemkab Trenggalek saat ini terpusat di Diskominfo, sementara pengelolaan konten dilakukan oleh masing-masing perangkat daerah.

Diskominfo tetap berperan sebagai pusat kendali apabila terjadi gangguan keamanan digital di instansi manapun.

"Ketika ada serangan, kami langsung turun tangan membantu penanganannya," pungkas Iwan.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025