Kediri - Aparat dari Kepolisian Resor Kediri Kota, Jawa Timur, memperketat pengamanan menjelang Natal dan perayaan Tahun Baru 2013 dengan melibatkan petugas dari luar anggota polisi. "Kami terjunkan ada sekitar 350 anggota. Nantinya, untuk pengamanan kami juga dibantu dari TNI, Dishub (Dinas Perhubungan), Dinkes (Dinas Kesehatan), pramuka, sampai anggota Banser di Kediri," kata Kepala Polres Kediri Kota AKBP Ratno Kuncoro di Kediri, Senin. Pihaknya sengaja melibatkan personel dari anggota Banser (Barisan Serbaguna Ansor) Kediri untuk pengamanan. Mereka merupakan bagian dari masyarakat yang mempuyai keinginan baik untuk melibatkan diri dalam pengamanan, sehingga pihaknya sangat terbantu jika dari Banser Kediri melibatkan diri. Kapolres mengatakan, untuk pengamanan rencananya akan dilakukan sampai malam Tahun Baru. Pastinya, kegiatan pengamanan dimulai pada 23 Desember dan anggota ditarik pada 1 Januari 2013. Untuk titik keramaian, Kapolres mengatakan ada di sepanjang wilayah Polres Kediri Kota. Beberapa lokasi itu di antaranya di pusat kota, alun-alun, lokasi pusat perbelanjaan Jalan Doho, terminal, dan sejumlah lokasi lainnya. Namun, ia juga mengatakan dengan adanya pelimpahan lima polsek yang sebelumnya berada di bawah Polres Kediri juga membuat ia harus lebih memperketat pemantauan. Ia tidak ingin kecolongan dengan terjadinya aksi teror, pencurian, ataupun kasus yang mengakibatkan publik resah. Untuk itu, pengamanan akan lebih dimaksimalkan, di seluruh wilayah Polres Kediri Kota. Sementara itu, sejumlah anggota dari Kompi 1 Detasemen C Kediri Satbrimob Polda Jatim di Kediri melakukan pemeriksaan di gereja yang ada di wilayah Kota Kediri. Beberapa gereja yang didatangi di antaranya adalah Gereja Getsemenani, Gereja Merah Kediri, sampai Gereja Puhsarang yang saat ini sudah masuk wilayah Polres Kediri Kota. Pendeta dari Gereja Merah Rudianto mengatakan persiapan untuk malam perayaan Natal sudah maksimal. Sejumlah kegiatan sudah disiapkan baik di antaranya saat malam perayaan Natal. "Kami juga mengadakan pelayanan bantuan sosial. Kami ingin agar Natal tahun ini menjadi damai," tuturnya. Namun, ia mengatakan pada malam perayaan Natal tidak akan membacakan kitab kuno. Gereja ini termasuk gereja yang menjadi bangunan cagar budaya. Gereja ini dibangun pada 1904. Di gereja ini juga menyimpan sebuah kitab kuno dalam Bahasa Belanda yang dibuat pada 1867. "Jika buku itu dikeluarkan bukan rusak lagi melainkan patah. Untuk itu, kami sengaja tidak lagi mengeluarkan kitab kuno itu, agar tidak rusak," ucap Pendeta Rudianto.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012