Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur mengirim bantuan untuk korban bencana banjir bandang yang terjadi di sejumlah daerah di Sumatera berupa bahan pokok dan obat-obatan.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengemukakan bantuan itu dikumpulkan dari masyarakat serta pegawai pemkab. Bantuan tersebut diharapkan bisa membantu meringankan beban mereka yang terkena bencana.
"Saya selaku Bupati Kediri mewakili seluruh masyarakat Kabupaten Kediri berdoa untuk saudara-saudara kami yang ada di wilayah Sumatera," katanya di Kediri, Rabu.
Pihaknya memberikan apresiasi atas bantuan yang diberikan oleh masyarakat serta para pegawai pemkab tersebut. Bantuan itu tentunya sangat berarti bagi para korban.
Bantuan tersebut dikumpulkan di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri. Bantuan itu meliputi obat-obatan 154 pak, mi instan 1.401 dos, pampers 424 dos, pembalut 269 pak, kopi bubuk/teh 517 dos, minyak kayu putih 125 pak, roti kering 278 dos, air mineral 30 dos, dan beras 500 kilogram.
Ia menambahkan, bantuan-bantuan tersebut dibawa dengan enam truk untuk diberikan kepada korban bencana. Penyaluran dilakukan secara langsung oleh BPBD Kabupaten Kediri.
"Ada dua bantuan yang kami berangkatkan. Kami memberangkatkan enam truk (dari BPBD) dan akan disusul dari PKK Kabupaten Kediri," ungkapnya.
Bupati menambahkan, untuk bantuan hasil penggalangan melalui PKK Kabupaten Kediri terkumpul lebih dari Rp170 juta. Hasil dari penggalangan donasi tersebut juga akan dibelanjakan dalam bentuk barang.
Bantuan dibelanjakan dalam bentuk obat-obatan, peralatan mandi dan mencuci, selimut, terpal, mukena, susu, beras, biskuit, bibir bayi, pampers, dan pembalut.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Stefanus Djoko Sukrisno menambahkan semua bantuan logistik yang akan disalurkan bagi korban bencana di Sumatera tersebut dikirimkan ke BPBD Provinsi Jawa Timur.
Ia menambahkan, untuk teknis pemberangkatan bantuan dilakukan oleh BPBD Provinsi Jawa Timur. Dari informasi yang diterima, bantuan akan dikirimkan menggunakan pesawat terbang.
"Untuk mekanisme pemberangkatan bantuan nantinya diatur dari BPBD Provinsi menggunakan pesawat," kata Djoko.
Bencana banjir bandang dan longsor melanda Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Dari data BNPB hingga 3 Desember 2025 sore, jumlah korban meninggal dunia mencapai 807 jiwa, kemudian orang hilang sebanyak 647 jiwa, dan korban terluka sebanyak 2.600 jiwa.
Selain itu, jumlah warga yang mengungsi meningkat menjadi 582.500 orang tersebar di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.
Selain itu, BNPB mendata rumah warga yang mengalami kerusakan dan kerusakan pada fasilitas umum, yakni untuk jembatan rusak sebanyak 299, fasilitas peribadatan rusak sebanyak 132 unit, fasilitas kesehatan rusak ada sembilan unit, rumah rusak berat 3.600, rusak sedang 2.100, rusak ringan 4.900 rumah.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan dampak bencana banjir bandang dan longsor di tiga provinsi itu ditangani secara nasional dan menjadi prioritas nasional.
"Presiden memberikan instruksi agar situasi ini diperlakukan sebagai prioritas nasional, termasuk jaminan bahwa dana dan logistik nasional tersedia secara penuh, secara total, salah satunya pada saat (masa) tanggap darurat ini menggunakan dana siap pakai," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno saat jumpa pers di Posko Bantuan Bencana Sumatera, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.
Editor : Astrid Faidlatul Habibah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025