Surabaya - Perusahaan bidang pengembangan dan pengelolaan properti PT Lamicitra Nusantara Tbk mengalami penurunan laba bersih sebesar 26,07 persen hingga kuartal III-2012, sebagai dampak turunnya penjualan sektor real estat. Direktur Operasional PT Lamicitra Nusantara Robin Wijaya Gejali saat paparan publik kinerja perusahaan di Surabaya, Jumat, mengatakan, laba bersih selama Januari-September 2012 tercatat Rp29,1 miliar, sementara pada periode sama 2011 sekitar Rp39,37 miliar. "Penurunan penjualan di sektor real estat sangat berdampak pada pencapaian laba, terutama penjualan stan di Pusat Grosir Surabaya (PGS) yang memang sudah hampir habis," katanya. Menurut Robin, total penurunan pendapatan sektor real estat mencapai 42,57 persen, dari Rp59,85 miliar pada September 2011 menjadi hampir Rp34,38 miliar per September 2012. Namun, secara keseluruhan pendapatan usaha perseroan hanya turun sekitar 17,03 persen, dari Rp118,15 miliar (September 2011) menjadi Rp98,03 miliar (September 2012). Kendati penjualan real estat turun drastis, lanjut Robin, pendapatan usaha dari beberapa bisnis perseroan lainnya masih tumbuh positif, semisal jasa depo peti kemas yang naik 24,79 persen, perhotelan (5,12 persen), serta sektor sewa dan jasa pelayanan (12,86 persen). "Hingga akhir tahun, laba bersih kami proyeksikan bisa mencapai sekitar Rp40 miliar," tambahnya. PT Lamicitra Nusantara Tbk saat ini memiliki beberapa sektor usaha, antara lain pengelola Kawasan Industri Berikat dan depo peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, pusat grosir PGS dan Jembatan Merah Plasa (JMP) Surabaya, Hotel Tunjungan Surabaya, dan Tunjungan Electronic Center (TEC). Direktur Umum PT Lamicitra Nusantara Priyo Setyo Budi menambahkan, perseroan berencana melakukan ekspansi usaha dengan membangun gedung perkantoran Surabaya Design Center (SDC) pada 2013, sebagai upaya menggenjot kembali pendapatan sektor real estat. "Investasi untuk pembangunan SDC mencapai sekitar Rp300 miliar dengan sebagian dana berasal dari kas internal perusahaan. Kami targetkan awal 2015, gedung perkantoran itu sudah beroperasi," ujarnya. Sementara untuk stan di PGS, JMP dan TEC yang saat ini rata-rata masih tersisa sekitar 20 persen, Priyo menargetkan pada 2013 bisa terjual semuanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012