Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Surabaya telah rutin mengekspor berbagai produk mebel atau perabotan karya para warga binaan melalui kemitraan dengan PT Bahari Mitra Surya yang terjalin sejak tahun 1989.
Kepala Lapas Kelas 1 Surabaya Sohibur Rachman menjelaskan keterampilan membuat ragam produk mebel menjadi salah satu kegiatan pembinaan kemandirian bagi warga binaan.
"Dari sebelumnya tidak punya kecakapan di bidang mebel, setelah bergabung dengan PT Bahari Mitra Surya mereka jadi punya bekal," katanya saat dikonfirmasi di Porong, Sidoarjo, Rabu.
Diharapkan ketika narapidana pulang sudah siap untuk menjadi warga negara dan kepala keluarga yang punya kemandirian untuk mengembangkan potensi pribadinya.
Untuk itu, PT Bahari Mitra Surya mengerahkan hingga sebanyak 15 traineer demi melatih warga binaan dari proses pembahanan, assembling, finishing, sampai packing.
Di awal kemitraan, hingga berlangsung selama lebih dari 30 tahun, berbagai produk mebel buah tangan warga binaan telah membanjiri pasar ekspor di sejumlah negara kawasan Eropa dan Asia.
Hingga akhirnya pandemi COVID-19 melanda namun para warga binaan masih mampu mempertahankan kualitas ekspor.
Sejak tahun 2023, hanya memasok untuk pasar Australia dengan rata-rata nilai ekspor mencapai 25 ribu dolar Amerika Serikat per bulan yang berlangsung sampai sekarang.
Direktur Utama PT Bahari Mitra Surya Daulat Aruan mengungkapkan dalam kegiatan ini tidak perlu memikirkan profit dulu karena yang terpenting adalah bertahan pasca situasi sulit dampak pandemi COVID-19.
"Kita kan di sini mandiri, jadi bisa menanggung semua biaya-biaya yang muncul, overhead dan lain-lain," ujarnya.
Terakhir ekspor mebel buah karya warga binaan Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo, ke Australia dilakukan pada 22 Oktober lalu.
Dijadwalkan pada 14 November mendatang kembali ekspor senilai 25 dolar Amerika Serikat ke Australia.
Editor : Astrid Faidlatul Habibah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025