Surabaya - Penulis buku berjudul "Muslihat Kapitalis Global", Waskito Giri Sasongko mengajak masyarakat Indonesia untuk mewaspadai semua bentuk penjajahan gaya baru atau intervensi Asing. Waskito ingin semua kalangan yang peduli akan penjajahan model baru membuka mata. "Semua regulasi, salah satunya yang mengatur tentang tembakau merupakan tipu muslihat negara asing," ujar Waskito saat seminar dan launching buku "Muslihat Kapitalis Global" di Surabaya, Senin. Menurut dia, pihaknya miris dan prihatin melihat banyak intervensi asing terkait berbagai kebijakan pemerintah saat ini. Dalam bukunya, Waskito mengkritisi tembakau dalam negeri. Jika melihat Negara Indonesia sebagai penghasil tembakau yang cukup besar, tapi jutaan petani tembakau yang secara turun temurun menggantungkan hidupnya dari tembakau makin terancam dengan adanya berbagai regulasi yang merupakan produk dari luar Negeri. Ia mencontohkan, pemberian standarisasi ekspor tembakau yang membuat hasil panen petani tembakau dalam negeri ditolak dari pasar luar negeri seperti halnya tentang kadar air hingga tingkat kekeringannya. "Hingga akhirnya kebijakan terkait tembakau tersebut justru meningkatkan produksi petani tembakau luar negeri," katanya. Selama ini, lanjut dia, masyarakat dicekoki berbagai slogan yang seolah-olah menyatakan berbagai penyakit disebabkan oleh rokok (kretek). "Sementara negara kita digerojok dengan produk-produk rokok yang menyatakan berkadar nikotin rendah dari luar negeri," katanya. Waskito berharap dengan membaca bukunya nanti, pembaca dapat membuka pandangan terkait rencana luar Negeri untuk menyengsarakan bangsa Indonesia. Hal ini dibenarkan sejarahwan Wilson. Ia menganggap jika pemerintah terus menyetujui regulasi terkait ekspor impor tembakau dipastikan lambat laun petani tembakau akan gulung tikar dan nantinya juga akan berdampak pada jumlah pengangguran. "Sekedar diketahui, 10 persen lebih APBN Indonesia didapatkan dari cukai rokok. Kalau tembakau kita makin terpuruk, bagaimana perekonomian kita? Mau utang keluar Negeri lagi," tanyanya. Menurutnya, kalau memang pemerintah berniat untuk mematikan petani tembakau harus punya solusi bagi mereka. Pemerintah harus punya tanaman pengganti yang nilainya sebanding dengan tanaman tembakau itu sendiri. "Ayo kita lawan penjajahan model baru dengan mengkonsumsi rokok produk dalam Negeri," tandas Wilson. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012