Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat produksi manufaktur besar dan sedang pada triwulan II/2019 mengalami penurunan sebesar 4,89 persen terhadap triwulan I/2019.

"Berdasarkan data kuartal ke kuartal (quarter to quarter/q to q) antara triwulan II dan triwulan I tahun 2019 itu turunnya 4,89 persen," ujar Kepala BPS Sulawesi Selatan Yos Rusdiansyah di Makassar, Jumat.

Dia menjelaskan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang secara tahunan (y on y) pada triwulan II tahun 2019 naik sebesar 7,69 persen terhadap triwulan II tahun 2018.

Capaian pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang di Sulawesi Selatan ini bahkan berada di atas pertumbuhan nasional yang sebesar 3,62 persen pada periode yang sama.

Yos menyebutkan jenis-jenis manufaktur besar dan sedang yang mengalami kenaikan produksi adalah industri minuman yang naik sebesar 13,00 persen dan industri makanan yang naik sebesar 3,45 persen.

Sedangkan industri manufaktur besar dan sedang yang mengalami penurunan produksi terendah pada Triwulan II tahun 2019 terhadap Triwulan I tahun 2019 adalah industri barang galian bukan logam yang turun sebesar 19,45 persen.

Pada industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan serta Sejenisnya turun sebesar 2,96 persen.

"Industri manufaktur di Indonesia menjadi salah satu pendorong dalam pertumbuhan ekonomi, baik secara domestik maupun nasional," ucapnya.


Baca juga: Industri manufaktur mikro Sulsel naik 7,32 persen
Baca juga: BPS: Inflasi Sulsel kembali normal setelah Lebaran
Baca juga: Jumlah wisman ke Makassar menurun

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019