Jakarta (ANTARA) - Rektor IPB University Arif Satria mengatakan saat ini semakin banyak pemimpin Indonesia lahir dari kalangan pebisnis atau pengusaha.

"Fenomena tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2010 dan bakal terus berlangsung hingga satu dekade ke depan," ujar Arif di Jakarta, Sabtu.

Salah satu terobosan yang sudah dilakukan adalah menerima mahasiswa baru dari jalur Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang sudah berjalan dua tahun. Rekrutmen kepemimpinan nasional akan lebih banyak lahir dari para pebisnis. Diprediksi tren ini akan terjadi hingga tahun 2030-an.

"Untuk itulah, kami mengajak semakin banyak alumni untuk bersama-sama mencetak para lulusan IPB yang bakal menjadi pelaku wirausaha di seluruh Indonesia,” kata Arif.

Dia menjelaskan, sejak masa kemerdekaan hingga Orde Lama banyak pemimpin bangsa lahir dari kaum cendekiawan. Lalu pada masa Orde Baru banyak didominasi kalangan militer dan sejak era Reformasi justru lebih banyak berasal dari para aktivis mahasiswa.

Ketua Himpunan Alumni (HA) IPB Fathan Kamil menegaskan sejak awal kepengurusannya, HA IPB terus mendorong penguatan jaringan dan silaturahim alumni yang mendukung aktivitas wirausaha alumni dan mahasiswa IPB.

Forum Silaturahmi Alumni (FSA) yang sudah digelar empat kali tersebut menjadi salah satu sarana untuk memperkuat sinergi antar alumni dari berbagai bidang profesi.

Sedangkan untuk mahasiswa, HA IPB juga sudah memulai beberapa program yang mendorong kaderisasi kepemimpinan dengan fokus pada wirusaha.

“Kami sudah memulai dengan Pogram Mentoring Leader yang melibatkan beberapa alumni prominent. Hal ini dimaksudkan agar melahirkan lebih banyak alumni-alumni muda yang bergerak dalam dunia wirausaha. Ini menjadi gayung bersambut dengan pimpinan IPB untuk mencetak pemimpin nasional," kata Fathan.

Presiden Direktur BSM,Toni Eko Boy Subari, menjelaskan bahwa pihaknya sangat mendukung program IPB dan para alumni untuk menciptakan lulusan yang fokus pada wirausaha. Adapun calon wirausaha atau calon pemimpin itu membutuhkan penguatan pada kemampuan cara berpikir, soft skill, dan keluwesan dalam komunikasi.

“Dari sejumlah pengalaman kami, kekuatan IPB itu ada pada cara berpikir yang terstruktur. Kita perlu mendorong kemampuan alumni untuk mengambil posisi kunci dan strategis,” kata Toni.


Dalam kaitan ini, PT BSM dan Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat (LAZNAS BSM Umat) sudah bekerja sama dengan IPB meluncurkan Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP). ISDP merupakan program beasiswa berupa pemberian uang saku, SPP, pembinaan spiritual, permodalan, pelatihan/magang kewirausahaan serta pendampingan usaha.

Program senilai Rp1,9 milyar untuk 25 mahasiswa terpilih ini bertujuan mencetak wirausahawan muda yang memiliki kepedulian sosial kepada masyarakat.

Seperti diketahui, FSA digelar setiap enam bulan sekali untuk memperkuat silaturahmi dan jejaring alumni IPB dari berbagai angkatan dan bidang profesi. DPP HA menargetkan 10 program besar yang menjadi warisan untuk dilanjutkan pada kepengurusan mendatang.

Saat ini sudah berjalan lima program besar yang mempunyai mitra atau semacam Bapak Asuh sehingga berkesinambungan. Beberapa program tersebut adalah Mudik Bareng (kerja sama dengan Kementerian Perhubungan) dan Pertemuan Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pertanian (kerja sama dengan Kementerian Pertanian).

Sedangkan program mentoring leader, donor darah, konservasi pohon langka dan Majalah Tanah Air sudah berjalan tetapi belum mempunyai Bapak Asuh atau sponsor tetap.
Saat ini HA IPB mengharapkan kemitraan atau dukungan dari berbagai pihak terkait program IPB Preneur Land, program HA IPB Connect, program Magenta, program Studi Banding Pengembangan Organisasi (SPORA) HA IPB, Forum Bisnis Antar Alumni (FORBIZ) HA IPB, Semangat Bantu Keluarga Alumni (SAKU) HA IPB, Serbu Hasil Tani (SEHATI) HA IPB dan Wiratani Bangun Desa (WIBASA) HA IPB.

Hadir dalam silaturahim HA IPB yang diselenggarakan Jumat (20/7) yakni anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Bambang Purwantara, Ketua DPP HA IPB Fathan Kamil, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi. Selain itu, ada juga Sunarso sebagai Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Arividya Novianto selaku President & GM Total E&P Indonesia, Toni Eko Boy Subari sebagai Presiden Direktur Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Maspiyono yang juga Regional Managing Director PT Mayora Indah.*

Baca juga: Sinergi alumni IPB penting untuk transformasi pertanian

Baca juga: Dikabarkan jadi Mentan, Arif Satria: Saya tidak pikirkan gosip

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019