Saat ini lahan pertanian di Palu tinggal 365 hektare. terjadi kemerosotan 500 hektare jika dibanding 2007
Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah,  mencatat lahan persawahan di daerahnya terus mengalami kemerosotan akibat beralih fungsi menjadi kawasan perkotaan dan perumahan serta bencana alam.

Pejabat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu Laila di Palu, Senin mengatakan, sejak 12 tahun terakhir, luas areal pertanian sawah yang terletak di 46 kelurahan di delapan kecamatan baik lahan produktif maupun tidak produktif semakin berkurang.

Banyak petani menjual lahan mereka kepada pengembang untuk kepentingan pembangunan.

"Saat ini lahan pertanian di Palu tinggal 365 hektare. terjadi kemerosotan 500 hektare jika dibanding 2007 yang kurang lebih 800 hektare," ungkap Laila yang juga Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Palu.

Dia menjelaskan, pascagempa dan likuefaksi yang memorakporandakan Kota Palu dan sekitarnya banyak infrastruktur bangunan yang rusak termasuk lahan pertanian.

Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan salah satunya, sebagai sentra pertanian di kecamatan itu rusak parah, tercatat 27,5 hektare lahan persawahan produktif hilang akibat likuefaksi.

"Sebagian kecil lahan pertanian tersisa di Petobo masih dimanfaatkan warga setempat untuk tanaman hortikultura seperti jagung. Lahan pertanian yang hilang akibat likuefaksi milik dua kelompok tani setempat yakni kelompok tani gumbasa dan anutapura," ujar Laila.

Guna menggairahkan kembali petani bercocok tanam, Pemkot Palu menyarankan masyarakat yang tinggal di hunian sementara (huntara) memanfaatkan lahan pekarangan melalui program kawasan rumah pangan lestari sebagai solusi ditawarkan pemerintah yang tidak membutuhkan lahan luas.

Sedangkan lahan yang mengalami kekeringan karena jaringan irigasi rusak akibat gempa, pemerintah setempat akan mengupayakan bantuan berupa sumur dangkal di sejumlah titik melalui anggaran APBD maupun APBN agar kegiatan pertanian tetap berlangsung.

"Sejauh ini masih ada petani yang belum mengolah lahannya karena masih trauma tetapi sebagian juga sudah mulai bercocok tanam dan kebanyakan petani Palu saat ini setelah menanam komoditas tanaman pangan mereka beralih ke tanaman hortikultura," kata Laila.

Baca juga: FAO bantu untuk petani dan nelayan Palu, Sigi dan Donggala
Baca juga: Sulteng geliatkan pariwisata pascabencana lewat festival tenun
Baca juga: Hak kepemilikan tanah bekas likuefaksi tidak dicabut

Pewarta: Muhammad Hajiji/Moh Ridwan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019