Mentok, Babel (ANTARA) - Personel Satpolair Polres Bangka Barat bersama tim gabungan meneruskan pencarian dua orang nelayan yang sudah sekitar tiga minggu belum kembali dari melaut.

"Mereka berangkat melaut pada 9 Juni 2019 hingga saat ini belum pulang dan putus komunikasi dengan keluarga," kata Kepala Satpolair Polres Bangka Barat Iptu Ferry Gunadi di Muntok, Senin.

Baca juga: Satpolair siapkan dua kapal patroli di Pelabuhan Tanjungkalian

Pencarian terhadap dua nelayan tersebut terus dilakukan dengan mengerahkan sejumlah personel Satpolair dan melibatkan tim gabungan dari berbagai instansi terkait.

Pencarian dua nelayan tersebut dilakukan menindaklanjuti adanya laporan dari salah satu istri korban bernama Deka Gustina, warga Pal II, Desa Belolaut, Muntok.

Berdasarkan laporan itu, dua nelayan melaut untuk memancing ikan sejak 9 Juni 2019 sekitar pukul 16.00 WIB.

"Dua nelayan itu biasanya memancing hanya seminggu hingga dua minggu, namun sudah sekitar 20 hari tidak pulang dan telepon tidak sambung," katanya.

Identitas nelayan yaitu Mustafa (54) dengan ciri-ciri saat berangkat melaut memakai baju warna biru tua, celana panjang coklat, kumis tebal beruban, jenggot tipis dan potongan rambut pendek, sedangkan yang satunya bernama Hasan warga Bedengmaras, Muntok.

Mereka menggunakan perahu bertuliskan KM ALBA 01 di bagian buritan perahu, rumah perahu berwarna biru, daun perahu bagian bawah perahu berwarna merah hati dan bergaris merah kuning.

Ferry Gunadi mengatakan saat ini tim gabungan terus melakukan pencarian dan komunikasi di sejumlah daerah yang mungkin menjadi tempat persinggahan dua nelayan asal Muntok tersebut.

Dua nelayan itu biasanya memancing di Perairan Pederik atau Karangular, Perairan Cek Nang hingga Pulau Tujuh, Kepulauan Riau.

"Kami imbau bagi warga yang menemukan dua orang nelayan dengan ciri-ciri tersebut segera melaporkan ke petugas terdekat," katanya.

Baca juga: Satpolair periksa kapal di Pelabuhan Lama Muntok
Baca juga: Polisi minta kapal cepat lengkapi alat keselamatan

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019