Jakarta (ANTARA) - Kepolisian RI memastikan perempuan misterius dengan busana hitam, menggunakan penutup wajah, dan membawa ransel saat aksi massa di sekitar kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), pada Rabu (22/5) malam, tidak membawa bom.

"Sudah kami investigasi, bukan bomber," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen M. Iqbal saat jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Kamis.

Kepolisian juga memastikan perempuan tersebut tidak terafiliasi dengan kelompok mana pun. Berdasarkan investigasi polisi, perempuan tersebut diduga agak stres.

Pada gambar yang beredar terlihat perempuan tersebut memiliki benda yang menyerupai kabel. Polisi menyatakan benda tersebut bukan bom pipa seperti yang diduga

"Di gambar terlihat seperti bom pipa, rupanya itu selongsong gas air mata yang tersangkut," kata Iqbal.

Sebelumnya beredar di pemberitaan media dan pembicaraan di media sosial, polisi mengamankan seorang perempuan berpakaian serba hitam, menggunakan cadar, dan membawa tas ransel.

Perempuan itu disebut tidak mengindahkan permintaan polisi yang berjaga untuk diperiksa.

Baca juga: Wanita misterius muncul kagetkan aparat

Pembatasan media sosial
Pemerintah, sejak Rabu (22/5), membatasi akses ke aplikasi pesan instan dan media sosial sehingga pengguna Internet seluler tidak bisa mengirimkan pesan berupa foto dan video. Pembatasan tersebut bertujuan untuk mengurangi penyebaran hoaks dan ujaran kebencian terkait Aksi 22 Mei.

Pengguna tidak bisa mengirim dan menerima pesan berupa gambar dan video dari aplikasi WhatsApp hingga Kamis siang. Sedangkan video dan gambar di platform Facebook dan Instagram tidak muncul.

Kementerian Komunikasi dan Informatika belum merilis informasi terbaru mengenai dampak pembatasan akses ke layanan media sosial terhadap penyebaran hoaks.

Baca juga: Akses media sosial belum stabil

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019