Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal dunia akibat bentrok antara massa dengan aparat keamanan di sekitar Tanah Abang, Jalan Thamrin dan Petamburan, Jakarta Pusat, pada 22 Mei.

"Innalillahi wainnailahi rojiun. Kita berduka cita mendengar ada enam orang korban yang meninggal dunia," kata Zulkifli pada Rabu di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Jakarta, tempat sebagian korban yang terluka akibat bentrokan menjalani perawatan.

Zulkifli menyayangkan bentrok tersebut terjadi, mengatakan bahwa sebenarnya ada cara-cara konstitusional untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi, termasuk dalam menyikapi hasil Pemilu 2019.

Saat ditanya tentang pernyataan Kepala Polri Jenderal Polisi Tito Karnavian bahwa massa perusuh berbeda dengan massa yang sebelumnya melakukan aksi penyampaian pendapat di depan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Zulkifli mengatakan sebaiknya seluruh pihak bersikap tenang untuk mendinginkan suasana.

"Pemerintah sebaiknya tidak mengeluarkan kata-kata 'tangkap', 'pidana', 'makar', yang bisa memanaskan situasi. Yang berdemo juga sebaiknya menahan diri," tuturnya.

Zulkifli mengatakan apa pun hasil Pemilu 2019, siapa pun yang memenangi Pemilihan Presiden 2019, seluruh rakyat Indonesia tidak akan bisa merasakan kemenangan bila persatuan bangsa tidak direkatkan kembali.

Zulkifli datang ke RSUD Tarakan untuk mengunjungi korban bentrok yang masih dirawat di rumah sakit tersebut.

Berdasarkan data yang dipasang pengelola RSUD Tarakan, terdapat 140 pasien korban bentrok yang dirawat di rumah sakit tersebut. Seluruhnya laki-laki dengan usia bervariasi, yang termuda berusia 15 tahun. Sebagian besar dari mereka sudah diperbolehkan pulang.

Baca juga: Komnas HAM: beberapa korban bentrok terkena peluru karet
Baca juga: Polisi temukan uang Rp6 juta dari massa bayaran

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019