Denpasar (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Organitation World Heritage Cities (OWHC) Dannis Richard mengapresiasi kabupaten dan kota di Bali masuk menjadi keanggotaan Jaringan Kota Pusaka Dunia (JKPD), karena wilayah ini memiliki ragam warisan budaya berupa benda dan tak benda.

"Kami mengapresiasi di Provinsi Bali memiliki warisan budaya yang cukup banyak. Karena itu perlu mengharapkan kepada masyarakat untuk melakukan pelestarian kekayaan warisan budaya tersebut," kata Dannis Richard di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan pelestarian cagar budaya yang menjadi aset kebudayaan berupa benda dan tak benda sangat penting menjadi khasanah dalam peradaban kebudayaan di dunia.

Dengan masuknya menjadi keanggotaan JKPD, kata Dannis Richard, maka daerah tersebut akan mendapatkan promosi pariwisata antar-JKPD itu.

"Pihaknya juga akan mendorong lembaga internasional (Unesco-PBB) memasukan daerah-daerah yang memiliki cagar budaya menjadi bagian dari pelestarian kebudayaan dunia," ujarnya.

Menurut dia, dengan mendapat perlindungan dan pelestarian dari lembaga internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), maka keberlangsungan pemeliharaan dan pelestariannya akan lebih terjamin, karena telah mendapat pengakuan dunia.

Ia mengatakan untuk membahas hal tersebut diselenggarakan Konferensi Internasional OWHC kali ini selama dua hari hingga Rabu (1/4) di Sanur, Bali. Karena itu pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Denpasar telah bersedia menjadi tuan rumah kegiatan tersebut.

Dennis Richard lebih lanjut mengatakan selain sebagai ajang pelestarian warisan budaya dan sejarah, kegiatan ini juga menjadi wahana promosi pariwisata bagi negara-negara di benua Asia dan Eropa.

"Tentunya kami sangat menyambut baik kegiatan internasional ini digelar di Denpasar, Bali. Kami berharap penyelanggaraan 'event' ini dapat berjalan lancar serta dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan (stakeholder) khususnya bidang pariwisatasebagai ajang promosi pariwisata warisan budaya dan sejarah di Kota Denpasar," ujarnya.

 

Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019