Hampir seluruh SMP di pulau-pulau penyangga tidak ada yang melaksanakan UNBK, kecuali dua sekolah di Pulau Belakangpadang. Itu pun karena menumpang di SMAN 2 di pulau yang sama
Batam (ANTARA) (ANTARA) - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP di pulau-pulau penyangga di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau masih terkendala kurangnya fasilitas komputer dan infrastruktur listrik serta jaringan internet.

"Kendala di 'hinterland', karena fasilitasnya tidak ada, listrik susah, jaringan internet juga tidak ada," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Batam Andi Agung di Batam, Jumat.

Ia mengatakan hampir seluruh SMP di pulau-pulau penyangga tidak ada yang melaksanakan UNBK, kecuali dua sekolah di Pulau Belakangpadang. Itu pun karena menumpang di SMAN 2 di pulau yang sama.

Pulau Belakangpadang, merupakan pulau penyangga yang lokasinya relatif dekat dengan pulau utama. Hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 10 menit menggunakan kapal kayu bermesin dari Pulau Batam ke sana.

Fasilitas dan infrastruktur di pulau itu relatif lebih baik ketimbang pulau penyangga lainnya, termasuk untuk listrik dan jaringan internet, sehingga siswa di sana bisa melaksanakan UNBK.

"SMPN 1 dan SMPN 2 Belakangpadang menumpang di SMAN 2," kata Andi Agung.

Sedangkan sejumlah SMP negeri lainnya yang berada di pulau penyangga masih menjalankan Ujian Nasional Kertas Pinsil (UNKP).

Sementara itu, secara keseluruhan, terdapat 26 dari 59 SMP negeri di Kota Batam yang siap melaksanakan UNBK, mulai 22 April 2019.

Menurut Andi Agung, jumlah pelaksanaan UNBK tahun ini bertambah dibanding tahun sebelumnya yang hanya di 8 sekolah.

Sedangkan untuk swasta, menurut dia, relatif sudah dilaksanakan di semua sekolah.

Baca juga: Batam akan bangun instalasi air dan pengolahan limbah di pulau-pulau penyangga

Baca juga: 750 rumah di pulau-pulau penyangga Kota Batam akan disertifikasi

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019