Baru kali ini ada teroris yang membunuh orang sedang Shalat Jumat, dilakukan dengan perencanaan dan disiarkan secara langsung melalui streaming, ini adalah kejahatan yang membabi-buta dan di luar akal sehat
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga korban penembakan jamaah Shalat Jumat yang terjadi di Christchurch, Selandia Baru, dan mengajak seluruh masyarakat ikut mendoakannya.

"Baru kali ini ada teroris yang membunuh orang sedang Shalat Jumat, dilakukan dengan perencanaan dan disiarkan secara langsung melalui streaming, ini adalah kejahatan yang membabi-buta dan di luar akal sehat," ujar Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Minggu.

Pernyataan tersebut di sampaikan Hidayat saat sosialisasi Empat Pilar MPR dihadapan masyarakat Jagakarsa, Jakarta Selatan. Acara tersebut berlangsung di RM. APG (Glenmore) Jln. Jagakarsa Raya (Pertigaan Ubin) Jakarta Selatan, Sabtu (16/3).

Hidayat juga meminta masyarakat mendoakan korban, khususnya kepada satu korban asal Indonesia yang meninggal, dan satu lagi yang masih dirawat di rumah sakit.

Doa dipanjatkan dengan membacakan Ummul kitab, yang dilafalkan oleh seluruh peserta. Penembakan yang terjadi di Selandia Baru, kata Hidayat adalah peristiwa yang sangat mengenaskan.

Penyerangan itu dilakukan secara membabi buta. Aksi tersebut merupakan tindakan terorisme yang dilakukan kepada kaum muslimin yang sedang melaksanakan Shalat Jumat. Karena itu, dunia harus mengutuk, dan juga melakukan upaya-upaya menghilangkan Islamphobia.

Hidayat menegaskan terorisme bisa dilakukan siapa saja, termasuk oleh para imigran yang sebenarnya sudah diterima oleh masyarakat di negara tujuannya dengan baik.

Terorisme juga bisa menimpa siapa saja, termasuk mereka yang tengah beribadah.

Pada kesempatan itu, Hidayat mengimbau dan mengajak masyarakat menggunakan haknya sebagai warga negara untuk ikut memberikan suara pada 17 April 2019.

Jangan sampai kesempatan menentukan pemimpin, itu tidak digunakan, atau golput. Karena sesungguhnya setiap suara akan menentukan kepemimpinan Indonesia lima tahun yang akan datang.

"Pilih dan kenali para calon yang mampu bekerja dengan baik. Jangan asal memilih, karena pilihan kita akan menentukan arah Indonesia lima tahun yang akan datang," ucap Hidayat.

Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019